PARTAI Golkar dan PDIP akhirnya me-nyepakati rencana pembentukan koalisi besar dengan melibatkan Hanura, Ger-indra, PAN, dan PPP. Koalisi itu bertujuan membangun pemerintahan yang kuat dan stabil.
Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan Tim Enam Golkar dan Tim Enam PDIP di Hotel Nikko Jakarta, kemarin. PDIP diwakili Pramono Anung, Tjahjo Kumolo, dan Sabam Sirait. Golkar diwakili Soemarsono, Burhanuddin Napitupulu, dan Syamsul Muarif.
Pramono mengatakan pertemuan belum menghasilkan keputusan mengikat. Baru sebatas menyamakan persepsi koalisi yang akan dibangun. Tapi, menurut Pramono, pintu ke arah koalisi tetap terbuka lebar. Soal siapa yang akan menjadi nomor satu atau dua belum diputuskan. “Salah satu pihak harus mengalah. Tidak mungkin dua-duanya menjadi capres,” kata Pramono.

PDIP telah menetapkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Partai Golkar mengusung Jusuf Kalla sebagai calon presiden. Megawati dan Jusuf Kalla sudah bertemu sebelum dan sesudah pemilu legislatif. Keduanya juga sepakat membangun pemerintahan yang kuat. Untuk itulah, hari ini direncanakan para ketua umum partai yang akan berkoalisi itu bertemu.
Pramono mengatakan koalisi besar itu membutuhkan kebesaran hati dari para pucuk pimpinan partai untuk duduk bersama dan menyatukan visi.
“Karena saat ini kita sudah pada fase pengambilan keputusan,” ujarnya.
Ia tetap optimistis bahwa pertemuan para ketua umum tersebut akan berhasil menyepakati satu nama yang dijagokan sebagai calon presiden. “Nama akan muncul dalam satu hingga dua hari,” ujarnya.
Tawar-menawar Sementara itu, Jusuf Kalla mengatakan paling lambat pada 3 Mei partainya akan mengumumkan koalisi. “Jadwalnya paling lambat 3 Mei harus diumumkan,” katanya saat memberikan keterangan pers di Jakarta, kemarin.
Ia mengatakan saat ini partainya sedang dalam proses menuju arah koalisi dengan parpol lain.
Menurut dia, tim enam partai itu sedang melakukan pertemuan intensif dengan PDIP. Ketika ditanyakan apakah Partai Golkar tetap bersikukuh mengajukan calon presiden, sama dengan yang dilakukan PDIP, Kalla mengatakan dalam negosiasi selalu ada tawar-menawar.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas mengatakan yang terpenting saat ini adalah terbentuknya koalisi PDIP, Golkar, Gerindra, Hanura, dan PPP. Setelah koalisi lima partai benar-benar terbentuk, baru penentuan capres dibahas bertiga antara Megawati, JK, dan Prabowo.
“Jangan belum apa-apa membicarakan capres, bisa bubar rencana koalisi,” katanya.
Rencana PAN bergabung dalam koalisi besar itu baru terungkap kemarin setelah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir. Pertemuan itu berlangsung tertutup.
Padahal, Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais sudah mengimbau pimpinan PAN agar melakukan koalisi dengan parpol pemenang pemilu legislatif. Bagi Amien, berkoalisi dengan pihak yang kalah merupakan kemubaziran.
PPP pun belum kompak menentukan arah koalisi.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Bachtiar Chamsyah menilai PPP tidak akan mendukung Prabowo sebagai capres. Alasannya, suara Gerindra yang mengusung Prabowo lebih sedikit daripada PPP dalam pemilu legislatif. Akan tetapi, sebanyak 28 dari 33 DPW PPP justru mendukung Prabowo untuk menjadi capres.
Sama seperti PAN, PPP pun hingga kini belum menetapkan arah koalisi. Mengenai kemungkinan PPP bergabung ke Golkar, Bachtiar menyatakan hal itu belum ditentukan. (Tim/Ant/X-8) mahfud@mediaindonesia.com
Sumber : mediaindonesia.com, 29 April 2009
Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan Tim Enam Golkar dan Tim Enam PDIP di Hotel Nikko Jakarta, kemarin. PDIP diwakili Pramono Anung, Tjahjo Kumolo, dan Sabam Sirait. Golkar diwakili Soemarsono, Burhanuddin Napitupulu, dan Syamsul Muarif.
Pramono mengatakan pertemuan belum menghasilkan keputusan mengikat. Baru sebatas menyamakan persepsi koalisi yang akan dibangun. Tapi, menurut Pramono, pintu ke arah koalisi tetap terbuka lebar. Soal siapa yang akan menjadi nomor satu atau dua belum diputuskan. “Salah satu pihak harus mengalah. Tidak mungkin dua-duanya menjadi capres,” kata Pramono.

PDIP telah menetapkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Partai Golkar mengusung Jusuf Kalla sebagai calon presiden. Megawati dan Jusuf Kalla sudah bertemu sebelum dan sesudah pemilu legislatif. Keduanya juga sepakat membangun pemerintahan yang kuat. Untuk itulah, hari ini direncanakan para ketua umum partai yang akan berkoalisi itu bertemu.
Pramono mengatakan koalisi besar itu membutuhkan kebesaran hati dari para pucuk pimpinan partai untuk duduk bersama dan menyatukan visi.
“Karena saat ini kita sudah pada fase pengambilan keputusan,” ujarnya.
Ia tetap optimistis bahwa pertemuan para ketua umum tersebut akan berhasil menyepakati satu nama yang dijagokan sebagai calon presiden. “Nama akan muncul dalam satu hingga dua hari,” ujarnya.
Tawar-menawar Sementara itu, Jusuf Kalla mengatakan paling lambat pada 3 Mei partainya akan mengumumkan koalisi. “Jadwalnya paling lambat 3 Mei harus diumumkan,” katanya saat memberikan keterangan pers di Jakarta, kemarin.
Ia mengatakan saat ini partainya sedang dalam proses menuju arah koalisi dengan parpol lain.
Menurut dia, tim enam partai itu sedang melakukan pertemuan intensif dengan PDIP. Ketika ditanyakan apakah Partai Golkar tetap bersikukuh mengajukan calon presiden, sama dengan yang dilakukan PDIP, Kalla mengatakan dalam negosiasi selalu ada tawar-menawar.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas mengatakan yang terpenting saat ini adalah terbentuknya koalisi PDIP, Golkar, Gerindra, Hanura, dan PPP. Setelah koalisi lima partai benar-benar terbentuk, baru penentuan capres dibahas bertiga antara Megawati, JK, dan Prabowo.
“Jangan belum apa-apa membicarakan capres, bisa bubar rencana koalisi,” katanya.
Rencana PAN bergabung dalam koalisi besar itu baru terungkap kemarin setelah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir. Pertemuan itu berlangsung tertutup.
Padahal, Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais sudah mengimbau pimpinan PAN agar melakukan koalisi dengan parpol pemenang pemilu legislatif. Bagi Amien, berkoalisi dengan pihak yang kalah merupakan kemubaziran.
PPP pun belum kompak menentukan arah koalisi.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Bachtiar Chamsyah menilai PPP tidak akan mendukung Prabowo sebagai capres. Alasannya, suara Gerindra yang mengusung Prabowo lebih sedikit daripada PPP dalam pemilu legislatif. Akan tetapi, sebanyak 28 dari 33 DPW PPP justru mendukung Prabowo untuk menjadi capres.
Sama seperti PAN, PPP pun hingga kini belum menetapkan arah koalisi. Mengenai kemungkinan PPP bergabung ke Golkar, Bachtiar menyatakan hal itu belum ditentukan. (Tim/Ant/X-8) mahfud@mediaindonesia.com
Sumber : mediaindonesia.com, 29 April 2009
Comments :
0 komentar to “Akhirnya Golkar dan PDIP Sepakat Koalisi Besar”
Posting Komentar