Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

30 April 2009

Racun Kepentingan di Partai Politik

Partai yang elitenya asyik sendiri bertarung kepentingan bukan saja merusak internal partai, melainkan juga menebar racun antipati sehingga rakyat berpaling ke partai lain.

MENJELANG pemilu presiden Juli mendatang konfl ik mulai membayangi sejumlah partai. Inilah konfl ik yang timbul akibat kencangnya kepentingan pragmatis melawan kepentingan idealistis.

Kepentingan pragmatis adalah kepentingan untuk berkuasa. Caranya mendekatkan diri kepada partai yang memenangi pemilu legislatif.

Itu sebabnya Partai Demokrat yang meraih suara terbanyak ibarat pelabuhan yang siap menampung kapal mana pun untuk bersandar. Sebaliknya, pun siap menolak kapal yang tidak diinginkannya.

Namun, magnet kekuasaan itu telah menimbulkan gesekan internal di sejumlah partai. Itu terjadi di tubuh PPP, PAN, dan yang paling menonjol terjadi di Golkar.

Kendati Rapimnas Khusus Partai Golkar telah mengamanatkan Jusuf Kalla sebagai capres dan menutup pintu koalisi dengan Partai Demokrat, belakangan muncul manuver sejumlah elite di tubuh partai berlambang pohon beringin itu untuk kembali merapat ke Partai Demokrat.

Padahal, Rapimnas Khusus Partai Golkar jelas-jelas telah menetapkan JK berpisah dengan SBY. Mengambil langkah pragmatis bergabung kembali dengan yang berkuasa bukanlah investasi politik yang menguntungkan bagi Golkar dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Golkar kemudian bulat mengajukan JK sebagai calon presiden.

Akan tetapi, keputusan rapimnas khusus itu kemudian diganggu oleh manuver sejumlah elite Golkar yang masih mau menonjolkan kepentingan pragmatis tanpa melewati mekanisme partai.

Yang menjadi persoalan ialah mengapa partai gampang benar retak? Mengapa partai Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com mudah pecah belah hanya karena terjadi tarik-menarik kepentingan elite? Tidakkah itu bukti lemahnya leadership yang menimpa banyak partai? Pemimpin partai, entah kolektif atau individual, kerap gagal mengakomodasi, menyatukan, dan menjaga kepentingan partai yang harus sama-sama diperjuangkan.

Selain itu, banyak partai yang tidak memiliki kohesi kepengurusan yang kuat yang disusun berdasarkan samanya visi, misi, dan arah perjuangan partai ke masa depan.

Bahkan, tidak berlebihan untuk mengatakan umumnya pengurus partai hanya bekerja lima tahun sekali menjelang pemilu. Tanpa bekerja keras, lalu membangun mimpi dengan mematok target perolehan suara yang sangat tinggi pada pemilu.

Misalnya saja, Golkar memasang target 30%, PDIP 34%, Demokrat 20%, PKS 20%, PPP 15%, dan PAN 15%. Faktanya banyak partai yang gagal memperoleh suara seperti yang dicanangkan.

Di tengah merosotnya perolehan suara sejumlah partai besar, Pemilu 2009 telah memberi pelajaran berharga bahwa partai memerlukan pengurus yang solid, pemimpin yang kuat, serta arah perjuangan yang konkret yang hasilnya dirasakan nyata oleh konstituen.

Partai yang sibuk mengurus kepentingan elite akan ditinggalkan konstituen. Partai yang elitenya asyik sendiri bertarung kepentingan bukan saja merusak internal partai, melainkan juga menebar racun antipati sehingga rakyat berpaling ke partai lain.

Sumber : mediaindonesia.com, 29 April 2009

Comments :

0 komentar to “Racun Kepentingan di Partai Politik”

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET