Selasa, 26 Mei 2009 | 06:02 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com -Akibat manuver menjelang Pemilu Presiden 2009, Partai Kebangkitan Nasional Ulama terbelah. Struktural partai sudah menetapkan arah dukungan kepada pasangan calon Presiden dan wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wiranto.
Sebaliknya, Fathorrasjid malah menjadi anggota dewan pembina Dewan Pimpinan Daerah Indonesia Bisa Jatim. Fathorrasjid adalah mantan Ketua DPRD Jatim dari Fraksi PKB dan kemudian pindah ke Partai Kebangkitan Nasional Ulama. DI PKNU, dia bertugas sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu PKNU dan caleg DPR di Situbondo, Bondowoso. Di wilayah ini, Fathorrasjid mendapat lebih dari 200 ribu suara, tetapi gagal ke Senayan karena partainya tidak lulus parlementary threshold.
Dia kemarin petang di Surabaya menambahkan, ratusan kyai dan massa kultural PKNU juga merasa lebih cocok dengan SBY-Boediono.
Kendati berbeda dengan sikap partainya yang mendukung pasangan capres cawapres Jusuf Kalla-Wiranto, Fathorrasjid mengatakan ini urusan pilihan hati. Lagi pula, tambahnya, struktur partai tidak disertakan. Karenanya, dia tidak khawatir bila dipecat, apalagi beberapa partai seperti Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional siap menerimanya.
Sebelumnya secara terpisah kemarin Ketua Umum PKNU Choirul Anam mengatakan dukungan Fathorrasjid tidak memengaruhi dukungan PKNU kepada JK-Win. Namun, bila Fathorrasjid sudah ke SBY-Boediono, berarti, ia sudah meninggalkan PKNU.
SURABAYA, KOMPAS.com -Akibat manuver menjelang Pemilu Presiden 2009, Partai Kebangkitan Nasional Ulama terbelah. Struktural partai sudah menetapkan arah dukungan kepada pasangan calon Presiden dan wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wiranto.
Sebaliknya, Fathorrasjid malah menjadi anggota dewan pembina Dewan Pimpinan Daerah Indonesia Bisa Jatim. Fathorrasjid adalah mantan Ketua DPRD Jatim dari Fraksi PKB dan kemudian pindah ke Partai Kebangkitan Nasional Ulama. DI PKNU, dia bertugas sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu PKNU dan caleg DPR di Situbondo, Bondowoso. Di wilayah ini, Fathorrasjid mendapat lebih dari 200 ribu suara, tetapi gagal ke Senayan karena partainya tidak lulus parlementary threshold.
Dia kemarin petang di Surabaya menambahkan, ratusan kyai dan massa kultural PKNU juga merasa lebih cocok dengan SBY-Boediono.
Kendati berbeda dengan sikap partainya yang mendukung pasangan capres cawapres Jusuf Kalla-Wiranto, Fathorrasjid mengatakan ini urusan pilihan hati. Lagi pula, tambahnya, struktur partai tidak disertakan. Karenanya, dia tidak khawatir bila dipecat, apalagi beberapa partai seperti Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional siap menerimanya.
Sebelumnya secara terpisah kemarin Ketua Umum PKNU Choirul Anam mengatakan dukungan Fathorrasjid tidak memengaruhi dukungan PKNU kepada JK-Win. Namun, bila Fathorrasjid sudah ke SBY-Boediono, berarti, ia sudah meninggalkan PKNU.
Comments :
0 komentar to “PKNU Terbelah”
Posting Komentar