JAKARTA--MI: Semangat Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyusun kabinet adalah semangat untuk memperkuat sistem presidensiil. Semangat inilah yang juga mengemuka ketika Yudhoyono memilih Boediono sebagai cawapres.
"Logika agar sistem presidensiil berjalan efektif akan digunakan Pak SBY sebagai logika untuk menyusun kabinet. Oleh karenanya, kabinet ini disebut juga kabinet kerja bukan kabinet politik. Bahwa kabinet adalah forum untuk bekerja bukan untuk berpolitik sendiri-sendiri," ujar Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum dalam diskusi bertajuk Menghitung Jatah Koalisi di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (16/7).
Kabinet kerja ini, lanjut Anas, akan dibangun berbasis soliditas, loyalitas, kecakapan, dan keterampilan dalam menyampaikan hal-hal teknis dalam program-program pemerintah.
Kabinet yang akan dibentuk oleh Yudhoyono bukanlah zaken kabinet (kabinet ahli) karena tidak bisa dipungkiri realitasnya kabinet ini merupakan produk koalisi. Jadi, representasi kader partai dalam kabinet merupakan hal yang mutlak.
Menurut Anas, inilah tantangan bagi Yudhoyono untuk dapat meramu antara fungsi representasi politik partai koalisi dengan fungsi kecakapan dan profesionalisme serta kredibilitas para calon anggota kabinet.
"Tapi, kecakapan itu bukan monopoli orang-orang non partai. Partai juga punya kader-kader yang profesional dan kompeten," ingatnya. Secara politik, Presiden terpilih memiliki hak prerogatif untuk memilih 'pembantunya' dari partai manapun, termasuk dari partai lain yang tidak tergabung dalam koalisi. (MP/OL-04)
Sumber: mediaindonesia.com
"Logika agar sistem presidensiil berjalan efektif akan digunakan Pak SBY sebagai logika untuk menyusun kabinet. Oleh karenanya, kabinet ini disebut juga kabinet kerja bukan kabinet politik. Bahwa kabinet adalah forum untuk bekerja bukan untuk berpolitik sendiri-sendiri," ujar Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum dalam diskusi bertajuk Menghitung Jatah Koalisi di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (16/7).
Kabinet kerja ini, lanjut Anas, akan dibangun berbasis soliditas, loyalitas, kecakapan, dan keterampilan dalam menyampaikan hal-hal teknis dalam program-program pemerintah.
Kabinet yang akan dibentuk oleh Yudhoyono bukanlah zaken kabinet (kabinet ahli) karena tidak bisa dipungkiri realitasnya kabinet ini merupakan produk koalisi. Jadi, representasi kader partai dalam kabinet merupakan hal yang mutlak.
Menurut Anas, inilah tantangan bagi Yudhoyono untuk dapat meramu antara fungsi representasi politik partai koalisi dengan fungsi kecakapan dan profesionalisme serta kredibilitas para calon anggota kabinet.
"Tapi, kecakapan itu bukan monopoli orang-orang non partai. Partai juga punya kader-kader yang profesional dan kompeten," ingatnya. Secara politik, Presiden terpilih memiliki hak prerogatif untuk memilih 'pembantunya' dari partai manapun, termasuk dari partai lain yang tidak tergabung dalam koalisi. (MP/OL-04)
Sumber: mediaindonesia.com
Comments :
0 komentar to “SBY Mau Buat Kabinet Kerja bukan Kabinet Politik”
Posting Komentar