JAKARTA, (PRLM).- Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menepis tudingan yang menyebutkan bahwa dirinya adalah agen Amerika Serikat (AS), terkait dengan masa lalunya sebagai peneliti di Naval Medical Riset Unit (Namru-2). Ia pun menegaskan, ketidakhadirannya untuk memenuhi undangan Komisi IX DPR RI dalam rapat kerja pada 30 Oktober 2009 lalu lebih disebabkan ketidaksiapannya menghadapi anggota DPR.
“Saya kan baru seminggu (diangkat menjadi Menkes- red.). Saya merasa belum siap sehingga minta waktu untuk mempelajari berbagai permasalahan yang akan dibicarakan dengan Komisi IX DPR RI. Kalau sekarang, insya Allah siap,” kata Endang ketika rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/11).
Dalam raker itu, Menkes pun ditanyakan mengenai Namru-2 serta sikap nasionalismenya lima tahun ke depan. Menurut anggota Komisi IX DPR, Gandung Pardiman. program 100 hari kerja Menkes hanya lips service. Program Menkes terlalu luas dan tidak ada prioritas. Dilihat dari waktu, seratus hari itu kan sebentar. Itu juga merupakan program lama, tidak ada pembaruan. “Jadi, program yang disampaikan hanya lamis-lamis, lips service, hanya kepura-puraan,” kata politisi
Golkar itu.
Sementara, anggota lainnya, Charles G. Mesang menanyakan tentang Namru. “Tolong Ibu jelaskan bagaimana dengan Namru ke depan. Karena selama ini masih menjadi kontroversi di masyarakat. Daripada menimbulkan interpretasi yang macam-macam, tolong dijelaskan,” kata Charles meminta.
Menkes memaparkan program 100 hari ke depan , di antaranya Jamkesnas, peningkatan kesehatan haji, penanggulangan gempa di Tasikmalaya dan Sumbar, penanggulangan dan pengendalian penyakit dan meningkatkan ketersediaan pemerataan dan kualitas kesehatan.
Kemudian, menyangkut peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target Millennium Development Goals atau MDG`s. Selain itu, juga masuk program 100 hari adalah pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, meningkatkan ketersediaan pemerataan dan kualitas kesehatan, terutama di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan secara berkesinambungan. (A-109/A-147)***
“Saya kan baru seminggu (diangkat menjadi Menkes- red.). Saya merasa belum siap sehingga minta waktu untuk mempelajari berbagai permasalahan yang akan dibicarakan dengan Komisi IX DPR RI. Kalau sekarang, insya Allah siap,” kata Endang ketika rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/11).
Dalam raker itu, Menkes pun ditanyakan mengenai Namru-2 serta sikap nasionalismenya lima tahun ke depan. Menurut anggota Komisi IX DPR, Gandung Pardiman. program 100 hari kerja Menkes hanya lips service. Program Menkes terlalu luas dan tidak ada prioritas. Dilihat dari waktu, seratus hari itu kan sebentar. Itu juga merupakan program lama, tidak ada pembaruan. “Jadi, program yang disampaikan hanya lamis-lamis, lips service, hanya kepura-puraan,” kata politisi
Golkar itu.
Sementara, anggota lainnya, Charles G. Mesang menanyakan tentang Namru. “Tolong Ibu jelaskan bagaimana dengan Namru ke depan. Karena selama ini masih menjadi kontroversi di masyarakat. Daripada menimbulkan interpretasi yang macam-macam, tolong dijelaskan,” kata Charles meminta.
Menkes memaparkan program 100 hari ke depan , di antaranya Jamkesnas, peningkatan kesehatan haji, penanggulangan gempa di Tasikmalaya dan Sumbar, penanggulangan dan pengendalian penyakit dan meningkatkan ketersediaan pemerataan dan kualitas kesehatan.
Kemudian, menyangkut peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target Millennium Development Goals atau MDG`s. Selain itu, juga masuk program 100 hari adalah pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, meningkatkan ketersediaan pemerataan dan kualitas kesehatan, terutama di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan secara berkesinambungan. (A-109/A-147)***
Comments :
0 komentar to “Komisi IX DPR Pertanyakan Nasionalisme Menkes”
Posting Komentar