
Pertanyaan itu baru terjawab ketika murid SDIT At Taqwim, Katapang, tersebut memegang air dan ternyata ada pipa putih yang warnanya sama dengan air. Seakan-akan keran itu tergantung tanpa penyangga.
Bukan hanya stan PDAM yang menarik perhatian pengunjung, stan Polres Bandung juga banyak didatangi warga, apalagi dipajang sejumlah foto. Ada foto-foto kecelakaan lalu lintas. Eh serem. Banyak darah keluar, kata salah seorang murid SD Islam/MI Al Halim Perum Gading Tutuka 2, Salsabila, Rabu (6/5).
Masyarakat juga banyak yang memanfaatkan stan Polres Bandung untuk memperpanjang Surat Izin Mengemudi (SIM). Sedangkan di stan Dinas Sosial, Kependudukan, dan Catatan Sipil (Disdukcasip) Kab. Bandung, disediakan pelayanan akta kelahiran gratis. Silakan masyarakat mengurus akta kelahiran di sini. Mumpung ada pameran sampai Minggu (10/5), kata karyawan Dinas Sosial, Agus.
Masyarakat terutama anak-anak dan remaja juga menyemut di stan Badan Perpustakaan Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi (Bapapsi) yang menyediakan Mobile Community Access Point (M-Cap) atau mobil warnet gratis. Namun para pengunjung terpaksa antre untuk mencoba fasilitas itu karena hanya ada lima komputer yang bisa dipergunakan. Antre nggak apa-apa, asal bisa memakai internet gratis, kata seorang pengunjung, Ade.
Meski begitu, penyelenggaraan pameran untuk memeriahkan Hari Jadi Kab. Bandung tersebut tidak banyak mengalami perubahan. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pameran kali ini pun diisi stan dari satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), kecamatan, perusahaan swasta, dan lebih banyak pedagang musiman. Hiburan rakyat pun tersedia di bagian belakang terminal. "Ini pameran atau pasar malam?" kata seorang pengunjung asal Kec. Cangkuang, Kab. Bandung, Nandang.
Bupati Bandung, H. Obar Sobarna, S.I.P., ketika membuka pameran tersebut pada Kamis (30/4) lalu juga menyiratkan ketidakpuasannya atas pameran tersebut. Pameran bukan hanya ajang untuk menjual produk secara retail melainkan harus bisa mendatangkan para pembeli (buyers) yang potensial dari seluruh Jawa Barat. Bahkan, kalau perlu mendatangkan pembeli dari seluruh Indonesia.
Menurut Obar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung bisa memfasilitasi kedatangan para pembeli tersebut untuk melakukan negosiasi dan bertransaksi dengan para pengusaha Kab. Bandung. Misalnya, mereka kita inapkan semalam agar bisa melihat-lihat berbagai potensi yang dimiliki Kab. Bandung.
Namun, ada yang berbeda dalam pelaksanaan pameran yang digelar di Terminal Cingcin itu. Pameran tahun ini diisi dengan acara temu wicara Bupati dengan para pengusaha kecil dan koperasi di Kab. Bandung, pelatihan pengemasan (packing), dan temu mediasi dengan perbankan. Tahun depan harus lebih meningkat lagi. Saya kurang puas, apalagi temu wicara dengan para pengusaha juga terbatas waktunya.
Comments :
0 komentar to “"Ini Pameran atau Pasar Malam?"”
Posting Komentar