Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

21 Mei 2009

Jenderal Bintang Satu Itu Biayai Kuliah Adiknya

KLATEN - Kedua orang tua Marsekal Pertama Harsono, masih tidak percaya anaknya pergi menghadap sang kuasa, setelah mengamalami kecelakaan pesawat Hercules di Magetan. Tiga bulan lalu, saat Harsono terakhir pulang ke rumahnya di dusun Sudimoro, Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tidak ada firasat apapun yang menandakan anaknya akan pergi untuk selamanya.

Sekira pukul 06.00 Rabu kemarin, kabar duka diterima Sapardi Pudjo Harjono, 77. Marsekal Pertama Harsono, menumpang pesawat Hercules milik TNI AU yang jatuh di Magetan, Jawa Timur. Satu-satunya Jenderal TNI AU berbintang satu dalam pesawat nahas tersebut adalah anak sulungnya, kakak tertua dari sembilan bersaudara.

Setengah percaya, dirinya kemudian mengajak sang istri, Suharni (69), menonton siaran televisi. Namun setelah beberapa lama menanti kabar dari televisi, kepastian anaknya termasuk dalam salah satu korban tewas tak kunjung didapat.

"Besan juga telepon, mereka telah menerima kabar duka terlebih dahulu.Saya hanya bilang, sabar, sabar sama besan," ujar Sapardi.

Akhirnya setelah kerabat banyak berdatangan, suami istri ini percaya bahwa anak yang telah memberi mereka tiga orang cucu, meninggal dalam kecelakaan. Harsono dan istrinya, Deti Harsono adalah dua orang korban dari kecelakaan pesawat tersebut.

Semasa hidup, anak tertuanya memang jarang pulang. Bahkan saat adiknya menikah, Harsono tak sempat pulang menghadiri acara itu. "Harsono memang jarang pulang. Sibuk sekali kelihatannya. Sejak pulang tugas dari Australia, dia baru pulang tiga bulan lalu," ujar Sapardi.

Dirinya mengenal Harsono sebagai anak yang pendiam dan pekerja keras. Kariernya di dunia militer dimulai saat diterima sebagai anggota pasukan khas (Paskhas) TNI AU dengan pangkat Prajurit Dua (Prada).

Kemudian, saat ada pembukaan pendaftaran Akademi Angkatan Udara, Harsono mendaftar dan diterima. "Orangnya memang gigih dan tidak gampang menyerah. Dia ingin menuruni salah satu leluhurnya yang juga seorang penerbang," ujar Sapardi.

Ceritanya, salah satu leluhur Harsono, juga berprofesi sebagai penerbang di pangkalan Adi Sucipto Yogyakarta. Percaya tidak percaya, sang leluhurpun meninggal karena pesawatnya jatuh.

"Dia anak yang cerdas dan pintar. Pernah satu hari dia itu menerima tiga piala penghargaan," kenang Sapardi.

Anak tertua ini juga pernah membantu membiayai kuliah adik bungsunya di Fakultas Teknik Universitas Islam Indonesia. Saat itu, gaji sebagai pensiunan Kepala SDN 1 Kanoman, Karangnongko tak cukup untuk membiayai tiga orang anaknya berkuliah.

"Saat itu, kami urunan, membiayai. Dia yang membiayai kuliah, sedangkan saya urusan makan dan lain-lain," kenang Sapardi. Perhatian Harsono pada pendidikan adik-adiknya memang besar. Dirinya tidak membiarkan adiknya berhenti kuliah hanya karena kekurangan biaya.

Salah satu keponakan Harsono, Birowo, mengungkapkan, Pakdenya adalah seorang yang disiplin. Kedisilinannya dia terapkan pada semua aspek.

"Pakde juga yang menginspirasi saya jadi tentara seperti sekarang ini," ujarnya. Birowo saat ini bertugas di Pangkalan Angkatan Laut Yogyakarta.

Menurut Birowo, selama bertugas di Australia itu juga, Harsono membangun rumah di Jalan Kaliurang, Yogyakarta. Namun sayang, sampai ajal menjemput, tidak pernah satu kalipun rumah itu ditempati oleh suami istri itu.

"Malam ini, jenazah disemayamkan di rumah Kaliurang, walaupun rumah tersebut belum ditinggali. Rumah tersebut adalah hasil kerja keras beliau," ujarnya. Esok harinya, (hari ini) menurut Birowo, j dimakamkan di pemakaman keluarga desa Karangnongko, kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten. (Nazarudin Latief/Koran SI/fit)

Comments :

0 komentar to “Jenderal Bintang Satu Itu Biayai Kuliah Adiknya”

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET