CIANJUR,(GM)-
Kabupaten Cianjur yang memiliki laut lepas dan berada di daerah patahan sangat berpotensi terkena tsunami. Oleh karena itu, semua pihak harus siaga dalam menghadapi dan mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung, Jaya Murjaya, usai menghadiri sosialisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, sekaligus pemaparan tentang bencana alam di Bale Prayoga, Kompleks Pemkab Cianjur, Kamis (7/5).
Menurutnya, potensi terjadinya bencana salah satunya di wilayah pesisir Cianjur Selatan. "Bisa saja terjadi karena adanya badai besar di laut selatan Jawa," tegasnya.
Menurut Jaya, bencana tersebut sangat sulit diprediksi kapan datangnya. Bahkan untuk mendeteksi pun kadang sangat sulit dilakukan.
"Kondisi seperti itu tidak hanya di Indonesia, di negara maju pun sama. Saat ini peran BMG baru bisa memberikan data. Misalnya perkiraan cuaca dan curah hujan dan pemetaan wilayah-wilayah rawan bencana. Karena itu, sangat diperlukan peta-peta kestabilan lereng, khususnya antisipasi pemantauan bencana longsor," tegasnya.
Bencana lainnya yang cukup potensial terjadi di Cianjur di antaranya gempa vulkanik. Karena, diw ilayah Cianjur saat ini masih memiliki gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Gede. "Memang masih sulit diprediksi, bahkan magnitudonya pun sulit," ujarnya.
Lembaga khusus
Sementara itu, Plt. Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Muhammad Darojat Ali tidak menampik kondisi rawan bencana di Kabupaten Cianjur. Melihat kondisi tersebut, katanya, harus ada lembaga khusus yang menangani permasalahan bencana alam.
"Saat ini kita terus melakukan sosialisasi tentang keberadaan kita (BPBD) di Kabupaten Cianjur. Masih banyak masyarakat yang belum tahu. Padahal keberadaan kita ini juga sesuai dengan Undang-undang No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana," katanya secara terpisah.
Menurutnya, beberapa titik rawan bencana di Kabupaten Cianjur hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatan. Wilayah yang ada di selatan dan utara sangat berpotensi mengalami bencana longsor, banjir, angin puting beliung, bahkan tsunami untuk di pesisir selatan.
"Kami berharap dengan adanya BPBD, penanganan berbagai bencana alam, mulai pra, tanggap darurat, hingga pascabencana, bisa lebih terkoordinasi dengan baik," katanya. (B.101)**
Kabupaten Cianjur yang memiliki laut lepas dan berada di daerah patahan sangat berpotensi terkena tsunami. Oleh karena itu, semua pihak harus siaga dalam menghadapi dan mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung, Jaya Murjaya, usai menghadiri sosialisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, sekaligus pemaparan tentang bencana alam di Bale Prayoga, Kompleks Pemkab Cianjur, Kamis (7/5).
Menurutnya, potensi terjadinya bencana salah satunya di wilayah pesisir Cianjur Selatan. "Bisa saja terjadi karena adanya badai besar di laut selatan Jawa," tegasnya.
Menurut Jaya, bencana tersebut sangat sulit diprediksi kapan datangnya. Bahkan untuk mendeteksi pun kadang sangat sulit dilakukan.
"Kondisi seperti itu tidak hanya di Indonesia, di negara maju pun sama. Saat ini peran BMG baru bisa memberikan data. Misalnya perkiraan cuaca dan curah hujan dan pemetaan wilayah-wilayah rawan bencana. Karena itu, sangat diperlukan peta-peta kestabilan lereng, khususnya antisipasi pemantauan bencana longsor," tegasnya.
Bencana lainnya yang cukup potensial terjadi di Cianjur di antaranya gempa vulkanik. Karena, diw ilayah Cianjur saat ini masih memiliki gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Gede. "Memang masih sulit diprediksi, bahkan magnitudonya pun sulit," ujarnya.
Lembaga khusus
Sementara itu, Plt. Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Muhammad Darojat Ali tidak menampik kondisi rawan bencana di Kabupaten Cianjur. Melihat kondisi tersebut, katanya, harus ada lembaga khusus yang menangani permasalahan bencana alam.
"Saat ini kita terus melakukan sosialisasi tentang keberadaan kita (BPBD) di Kabupaten Cianjur. Masih banyak masyarakat yang belum tahu. Padahal keberadaan kita ini juga sesuai dengan Undang-undang No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana," katanya secara terpisah.
Menurutnya, beberapa titik rawan bencana di Kabupaten Cianjur hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatan. Wilayah yang ada di selatan dan utara sangat berpotensi mengalami bencana longsor, banjir, angin puting beliung, bahkan tsunami untuk di pesisir selatan.
"Kami berharap dengan adanya BPBD, penanganan berbagai bencana alam, mulai pra, tanggap darurat, hingga pascabencana, bisa lebih terkoordinasi dengan baik," katanya. (B.101)**
Comments :
0 komentar to “Laut di Cianjur Berpotensi Tsunami”
Posting Komentar