Australia Tawarkan Bantuan

JAKARTA, (PR).-

Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Australia, menawarkan bantuan pengungkapan pelaku dan penanganan korban bom di Hotel J.W. Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta.

Tawaran tersebut dikemukakan Presiden AS Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith yang mewakili pemerintah Australia.

Smith menyatakan itu saat konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda di Kantor Deplu, Jln. Pejambon, Jakarta, Sabtu (18/7). Sementara pernyataan Obama dikemukakan di New York, seperti dikutip dalam siaran pers Kedubes AS yang diterima "PR" Sabtu.

Smith mengatakan, pemerintah Australia siap memberikan asistensi untuk mengungkap identitas pelaku dan identitas korban. Selain itu, pemerintah Australia menawarkan bantuan kepada korban luka bakar yang ingin dirawat di Australia karena cukup banyak ahli untuk menangani hal tersebut.

Pada peristiwa ledakan bom Jumat (17/7), Smith mengatakan, dua warga negara Australia dipastikan tewas. Mereka adalah Garth McEvoy dan Nathan Verity. Seorang lagi belum dipastikan apakah tewas dalam kejadian tersebut.

Untuk menangani kejahatan terorisme, ungkap Smith, pemerintah Australia menyerukan agar kerja sama bilateral dan multilateral harus ditingkatkan. "Teroris adalah musuh bersama, kita harus melanjutkan kerja sama yang sudah dibuat," katanya.

Untuk pengungkapan identitas pelaku, Smith mengatakan, pemerintah Australia memiliki pakar yang bisa mengidentifikasi hasil rekaman CCTV. Oleh karena itu, kepolisian Australia sangat terbuka untuk bisa bekerja sama dengan Polri.

Menanggapi tawaran itu, Hassan Wirajuda menuturkan, pemerintah Indonesia belum memutuskan apakah akan menerima tawaran itu atau tidak. Ia mengatakan, hal itu akan diputuskan kemudian dengan melakukan komunikasi intensif.

Hassan Wirajuda menegaskan kepada seluruh masyarakat dan negara sahabat bahwa pemerintah Indonesia terus bekerja keras untuk memburu, melakukan investigasi, dan membawa para pelaku kejahatan biadab tersebut ke muka hukum. Ia pun ingin Indonesia tetap menjadi negara yang terbuka bagi wisatawan luar negeri.

Sementara itu, di New York, Barack Obama mengatakan bahwa AS akan terus menjalin hubungan dan kerja sama dengan Indonesia dalam menentang terorisme.

"Kami akan terus bermitra dengan Indonesia dalam melenyapkan ancaman dari para penganut garis keras yang kejam ini, dan kami akan teguh dalam mendukung masa depan yang aman dan penuh dengan kesempatan yang terbuka bagi rakyat Indonesia," katanya.

Informasi intelijen

Menanggapi isu yang berkembang bahwa sebelum pengeboman, intelijen Australia telah menginformasikan rencana kejahatan tersebut itu kepada pihak Indonesia, kedua Menlu itu menyatakan hal itu hanyalah spekulasi yang berkembang.

"Saya dengar ada spekulasi bahwa sebelum pengeboman telah ada informasi dari intelijen Australia ke intelijen Indonesia. Saya tidak mengetahui persis tentang informasi atau spekulasi itu. Akan tetapi, berdasarkan pembicaraan dengan Menlu Australia, saya dapat informasi bahwa spekulasi itu tidak benar," ucap Hasan Wirajuda. (A-160)***