Identitas WNI Korban Kecelakaan Airbus 310-300

JAKARTA, KOMPAS.com — Departemen Luar Negeri Republik Indonesia masih menantikan persetujuan pihak keluarga untuk mengungkap identitas korban berkewarganegaraan Indonesia dalam insiden jatuhnya pesawat Airbus 310-300 milik Yemenia Air di Komoro, Selasa (30/6). Dalam kontak telepon dengan Kompas.com, Rabu, juru bicara Deplu, Teuku Faizasyah, menjelaskan, pihaknya masih menantikan izin dari pihak keluarga di Magetan, Jawa Timur, untuk merilis kepada publik identitas WNI yang menjadi korban itu.

"Kami tidak tega untuk menanyakan kesediaan keluarga untuk masalah ini (mengungkap identitas korban ke publik) saat keluarga masih syok," ujar Faizasyah saat ditanya Kompas.com tentang kapan identitas korban akan dipublikasikan. Dalam keterangannya lewat pesan pendek, Selasa, Faizasyah menjelaskan, korban berinisial RDM dan merupakan flight attendant Yemenia Air.

Faizasyah menjelaskan, Deplu berupaya memfasilitasi komunikasi antara keluarga dan pihak maskapai Yemenia Air. "Belum ada rencana apa-apa saat ini karena kami masih menunggu perkembangan di lokasi kecelakaan dan KBRI di Sana'a," ujar Faizasyah saat ditanya apakah keluarga akan diberangkatkan ke Yaman atau lokasi kecelakaan di Moroko.

Pesawat Airbus yang mengangkut 153 orang itu jatuh di Samudra Hindia di tengah terpaan angin kencang dan turbulensi hebat. Seorang anak perempuan berusia 14 tahun disebut sebagai satu-satunya korban selamat yang berhasil ditemukan dari lokasi kecelakaan. Laporan awal menyebutkan, seorang anak laki-laki berusia lima tahun sebagai korban selamat, tetapi laporan ini kemudian tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya.

Sejauh ini, tim SAR telah menarik lima jenazah dari lautan lokasi kecelakaan. Menurut keterangan Kedutaan Besar Yaman di Washington, kecelakaan ini diakibatkan oleh turbulensi yang dialami oleh pesawat.

Pesawat maskapai Yaman itu berada dalam putaran terakhir penerbangan dari Paris dan Marseille menuju Komoro. Saat singgah di Yaman, maskapai Yemenia Air melakukan pertukaran pesawat sebelum melanjutkan penerbangan ke Komoro.

Terdapat 11 awak dalam penerbangan itu. Enam awak adalah warga Yaman, termasuk pilot pesawat, 2 awak warga Moroko, 1 warga Ethiopia, 1 Filipina, dan 1 warga Indonesia.