RUMAH, saat ini fungsinya tidak hanya sekadar menjadi tempat hunian yang memenuhi kebutuhan pemiliknya, tetapi juga dapat mengangkat derajat penghuninya dengan merefleksikan kepribadian pemilik. Bangunan rumah dengan berbagai gaya arsitekturnya harus mampu mengakomodasi gaya hidup penghuninya, oleh karena itu perancangan suatu hunian menjadi salah satu aspek penting.
Rumah sebagai bagian dari gaya hidup, sejak tahun 2005 hingga pertengahan tahun 2009 ini masih mengacu pada gaya minimalis. Rumah dengan disertai taman minimalis yang kompak, trendi, dan praktis menjadi pilihan favorit para konsumen rumah.
Di perkotaan, rumah minimalis banyak ditawarkan pengembang properti sebagai simbol baru kehidupan masyarakat perkotaan. Karena ada anggapan rumah minimalis merupakan refleksi cara hidup, berpikir, dan bekerja masyarakat urban yang serbapraktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.
"Rumah dan taman merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya. Rumah adalah tempat hunian kita beristirahat, bersosialisasi, berkeluarga, dan beribadah. Taman merupakan cermin energi alam. Dan energi adalah sumber kehidupan. Oleh karena itu, jika rumah dan taman dirancang sebagai satu kesatuan yang harmonis, akan memberikan energi kehidupan kepada penghuninya," ujar Priandono Nurhadi, ketua yang juga penggagas dan pendiri Green Design Indonesia, salah satu komunitas para perancang yang terdiri atas arsitek bangunan,pendesain interior, hingga arsitek lanskap.
Dikatakan Priandono, ketika kebutuhan rumah semakin mendesak, namun lahan yang tersedia sangat terbatas dan lingkungan dengan tetumbuhan kian sempit, konsep rumah dan taman minimalis menjadi pilihan utama masyarakat perkotaan. Rumah dengan taman minimalis ini bertujuan meningkatkan nilai suatu ruang keseluruhan (eksterior dan interior) dengan mengurangi segala sesuatu yang berlebih di dalam ruang tersebut.
Filosofi minimalis mewakili gaya hidup yang praktis, dinamis, ringkas, efektif, dan efisien, yang diterapkan dalam semua aspek kehidupan, termasuk arsitektur bangunan rumah, interior ruang, dan eksterior taman. Kolaborasi rumah dan taman minimalis justru menjadi media komunikasi antara arsitektur dan lanskap dengan bentuk kekontrasannya, keras-lunak, kaku-lembut, mati-hidup, geometris-dinamis, serta antara buatan manusia (budaya) dan alam.
Minimalis, menurut Priandono, juga mampu menghilangkan kejenuhan terhadap pemakaian banyak ornamen dekoratif, pernak-pernik aksesori. Karakter dan kualitas ruang-ruang yang tercipta ditentukan oleh keberadaan ruang itu sendiri, bukan oleh perabot dan pernak-pernik aksesori di dalamnya.
Oleh karena itu, ruang menjadi terasa lapang, sesuai kebutuhan utama penghuni, mengoptimalkan sirkulasi udara segar yang sehat, dan pencahayaan sinar matahari yang melimpah. "Ini dikarenakan banyaknya ruang yang terbuka dan memungkinkan cahaya dari luar banyak masuk ke dalam rumah," ujar Priandono.
Adakalanya penempatan yang tepat dari pohon atau komposisi tanaman akan menghadirkan bayangan objek-objek dari sinar matahari yang terpantul di dinding sebagai elemen estetis alami. Demikian pula halnya dengan pencahayaan alami yang menerobos jendela, pintu, dinding transparan (kaca patri, glassblock), atau skylight, akan memberikan bias warna yang alami dari setiap sudut rumah yang terkena cahaya.
Tidak kalah pentingnya adalah permainan tata cahaya lampu artistik, baik lampu sorot, lampu taman, hingga lampu gantung dengan bentuk-bentuk geometris. Akan sangat terasa manfaatnya dalam menghidupkan suasana kala malam hari.
Hal senada dikatakan Indrawati Moeripto, yang juga tergabung dalam Green Design Indonesia, saat ini rumah-rumah minimalis dengan pola geometris, proporsional, efektif-efisien, warna netral, alami (kesan lega dan lapang), dan warna natural menjadi pilihan serta gaya hidup kaum urban masyarakat perkotaan. Rumah minimalis yang dibangun didukung pula oleh kualitas desain rumah dan taman, ruang yang ada, serta penyelesaian bidang struktur yang tertata semakin baik.
"Saat ini ada banyak pengembang properti berupaya memenuhi keinginan konsumen yang menginginkan bentuk desain yang lugas, polos, sederhana, tidak rumit, kompak, dan efisiensi- efektif di setiap ruangnya. Nilai keindahan rumah dan taman minimalis tidak mengandalkan ornamen dan objek artifisial, tetapi lebih bermakna kepada suatu kejujuran bentuk, fungsi, dan penjiwaan ruang-ruang yang diciptakan," ujar Indrawati.
Menurut Indrawati, sebagaimana maksud awal pembuatan, pemakaian material rumah dan taman minimalis tidak harus selalu mahal. Pemakaian bahan-bahan sederhana, tidak mewah dan material alam yang dominan menjadi ciri khas rumah minimalis.
Taman berperan penting dalam memberikan warna keindahan dan keselarasan alam ke dalam bangunan dan menyatukan dengan lingkungan alam sekitar. "Taman sebagai objek hidup yang dinamis justru memberikan ruh kepada rumah minimalis yang sering kali terkesan dingin dan kaku," ujar Indrawati.
Kehadiran unsur air dalam bentuk kolam geometris dan berupa air tenang, air terjun, atau air semprot (efek kabut), menurut Indrawati, akan menghadirkan keheningan dan kesejukan terhadap ruang dan penikmat ruang tersebut. "Rumah dan taman minimalis, keduanya harus saling berkolaborasi membentuk tatanan ruang luar, bangunan, dan ruang dalam yang seimbang, saling menjalin secara harmonis, dan tidak saling mendominasi," ujar Indrawati.
Diakui atau tidak, memiliki rumah dan taman minimalis bagi masyarakat urban di perkotaan menjadi pilihan yang juga suatu keharusan. Demikian pula halnya dengan memadukan bangunan antara ruang dengan ruang lainnya dan tanaman sebagai penyanding. (Retno HY/"PR")***
Comments :
0 komentar to “Rumah Masa Kini Lebih dari Sekadar Hunian”
Posting Komentar