GARUT, (PR).-
Para pedagang oleh-oleh makanan khas Garut diminta bersabar dan memberi kesempatan bagi pekerja untuk menyelesaikan projek perbaikan Jalan Oto Iskandardinata meski berkonsekuensi pada menurunnya omzet dagangan mereka.
Demikian diungkapkan Wakil Bupati Garut Diky Candra ketika ditemui di sela-sela Konferensi Garut 2009 di Pendopo Kab. Garut, Sabtu (18/7).
"Tiap program pembangunan pasti ada yang dikorbankan, meski secara tidak sengaja. Kalau tidak diperbaiki, ruas jalan tersebut semakin berlubang-lubang dan rusak karena tergerus genangan air hujan," katanya.
Berita "PR" sebelumnya, puluhan pedagang oleh-oleh khas Garut di sepanjang Jln. Raya Oto Iskandardinata Kec. Tarogong Kaler, Kab. Garut memprotes penutupan ruas jalan tersebut terkait projek perbaikan jalan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat.
Kondisi itu menurunkan omzet dagangan mereka secara drastis karena ruas jalan yang menjadi gerbang masuk kawasan wisata Cipanas tidak dapat dilintasi para wisatawan.
Diky mengaku, tidak dapat menawarkan solusi apa pun kepada para pedagang untuk memperbaiki kondisi menurunnnya omzet dagangan oleh-oleh makanan khas Garut.
"Kami belum bisa beri solusi terkait masalah ini, tetapi pembangunan kan tidak selamanya. Meski demikian, pedagang diharapkan bersabar karena manfaat perbaikan jalan juga dirasakan oleh seluruh warga Garut," katanya.
Mengenai permintaan pedagang terkait rekayasa lalu lintas yang diubah agar melintasi kawasan mereka, Diky mengaku tak menjanjikan apa-apa.
"Kami belum bisa negosiasikan hal itu. Khawatir, jika jalan tidak ditutup, dapat meghambat pengerjaan projek. Padahal, kegiatan itu kan ada deadline-nya. Ke depan, kami akan upayakan melobi ke Provinsi Jabar agar pembangunan tidak merugikan pihak mana pun," ujarnya.
Sementara itu, keluhan para pedagang yang khawatir kehilangan pembeli pada saat musim libur panjang seperti akhir pekan ini terbukti. Omzet penjualan oleh-oleh khas Garut, terutama komoditas utama berupa dodol, turun drastis.
"Penjualan turun sampai 90%. Dari tadi pagi sampai siang ini, hanya menjual 1 kg dodol Rp 16.000,00. Biasanya, akhir pekan selalu berlimpah pembeli," ujar salah seorang pedagang dodol, Intan (35).
Intan mengaku gereget karena pengerjaan perbaikan jalan berjalan lambat. "Meni hararese ngerjakeun teh. Pegawainya sedikit, banyak liburnya. Kapan mau selesai, kami kan butuh pembeli," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan pedagang lainnya, Hj. Eti (52). "Warga di sekitar sini sempat bilang sama mandornya, kalau jalan tidak dikerjakan terus, bakal kami obrak-abrik. Kesal juga, perbaikan belum dimulai, jalan sudah ditutup duluan," katanya. (A-158) ***
Comments :
0 komentar to “Pedagang Dodol Garut Diminta Agar Bersabar”
Posting Komentar