Sawah Kekeringan Bertambah Luas

SOREANG, (PR).-
Luas areal persawahan yang kekeringan di Kab. Bandung terus bertambah. Bila sebelumnya terjadi pada 85 ha sawah, kini 518 ha tanaman padi lainnya mulai terancam kekeringan. Areal seluas itu tersebar di di Kec. Soreang, Kutawaringin, Cikancung, dan Baleendah bagian timur.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kab. Bandung Tisna Umaran ketika ditemui di sela-sela pelantikan anggota DPRD periode 2009-2014 di Kompleks Pemkab Bandung, Senin (24/8).

"Target panen raya tahun ini seluas 35.000 ha, sedangkan hingga awal Agustus lalu baru mencapai sekitar 22.000 ha," katanya. Meski demikian, Tisna mengatakan, produksi beras di Kab. Bandung masih surplus sebanyak 38.000 ton. Sama seperti beras, menurut Tisna, stok komoditas utama lainnya di Kab. Bandung masih cukup aman.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, kekeringan tidak hanya terjadi karena sumber air terkuras habis saat kemarau, tetapi karena sulitnya mengajak masyarakat untuk mengubah pola tanam," kata Tisna menjelaskan. Padahal petani di beberapa daerah seperti di Rancaekek sudah mulai melakukan perubahan musim tanam dan juga menanam komoditas nonpadi, untuk mengantisipasi kekeringan.

Untuk itu, Tisna mengatakan bahwa pelaksanaan metode sistem perairan gilir giring tetap diperlukan untuk meminimalkan dampak kekeringan. "Kalau yang ada sekarang kan daya dukung dan daya tampung sumber air tidak ada. Jadi dengan pembagian sumber air yang ada sekarang semoga bisa menyiasati debit air yang jauh berkurang," ucapnya.

Ia juga berharap, sejumlah sumur pantek yang sebelumnya sudah dibangun, seperti di Kec. Manggahang dan Bojongsoang, bisa menjadi alternatif sumber pengairan bagi masyarakat.

Tentang pompanisasi, Tisna menjelaskan bahwa hingga saat ini baru 100-150 ha sawah yang masih bisa dilayani. Misalnya di Kec. Majalaya, Pameungpeuk, Rancaekek, dan Solokanjeruk. (A-175)***