SALAH satu soal yang membuat negeri ini sulit bangkit adalah perseteruan yang tak kunjung putus di antara sesama elite bangsa. Bahkan perseteruan itu dipelihara secara apik, dijaga dan dirawat sehingga sering menelan energi yang sia-sia.
Rivalitas memperebutkan jabatan publik tidak segera berakhir setelah hasil ditetapkan. Silaturahim antaranak bangsa tidak segera pulih seusai masa kampanye. Sering terjadi, perseteruan berlangsung berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun hanya karena yang kalah enggan menerima kekalahan.
Tapi negeri ini juga menyimpan sejumlah anak bangsa yang memiliki jiwa kesatria dan menjadi contoh. Sebut saja Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto. Jusuf Kalla menyampaikan selamat kepada Susilo Bambang Yudhoyono, rivalnya dalam pilpres, meski tetap mengajukan gugatan hasil pemilihan presiden ke Mahkamah Konstitusi.
Prabowo pun menempuh jalur hukum yang disediakan konstitusi untuk menyampaikan keberatan. Setumpuk bukti dugaan pelanggaran pilpres dibawa ke hadapan hakim konstitusi. Jutaan nama fiktif dalam daftar pemilih tetap diusung ke depan sidang. Namun, setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan menolak gugatan para pemohon dan Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo tak segan menyampaikan selamat.
Mantan calon wakil presiden itu menggelar konferensi pers khusus untuk mengucapkan selamat kepada Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Prabowo bahkan mengirim surat khusus kepada pasangan itu untuk menyampaikan selamat.
Satu lagi contoh sebuah peradaban demokrasi sedang berkembang di Tanah Air. Prabowo yang berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri dalam pilpres 8 Juli lalu memperlihatkan bahwa gugatannya ke Mahkamah Konstitusi bukan dilandasi emosi, amarah, apalagi dendam. Tapi itulah saluran demokrasi. Namun, tatkala putusan sudah ditetapkan, sebagai seorang demokrat, dia menerima keputusan itu dan menyampaikan selamat.
Prabowo memenuhi janjinya mengawal demokrasi melalui jalur hukum sampai ke titik akhir. Dia tidak marah. Dia juga tidak mutung ketika Mahkamah Konstitusi menolak gugatan mereka. Tapi dengan jiwa besar dia menerima kekalahannya dan menyampaikan selamat kepada sang pemenang.
Ingatan publik masih kuat mengenai kerasnya pernyataan-pernyataan Prabowo dalam masa kampanye pilpres tempo hari. SBY pun terkadang tergoda membalas pernyataan Prabowo. Tetapi kedua mantan jenderal itu tahu di mana medan laga dan di mana pula zona damai. Dalam pertemuan di Komisi Pemilihan Umum (KPU), misalnya, Prabowo tak lupa memberi hormat ala militer kepada SBY.
Prabowo Subianto adalah sosok kontroversial. Dia disambut cercaan sekaligus pujian. Dia pernah menjadi idola dengan bintang gemerlap yang melesak tapi segera meredup. Dia dikaitkan dengan mental menerabas, penuh intrik, dan suka membentuk klik di militer.
Tapi Prabowo telah membuktikan sebaliknya. Dia memperlihatkan diri sebagai sosok seorang demokrat dan pengusaha yang sukses. Dia bisa memberi pelajaran tentang arti sebuah demokrasi dan negara hukum.
Kita sebenarnya masih memiliki anak-anak bangsa yang bisa menjadi teladan berdemokrasi. Yang menjadi contoh karena memiliki jiwa besar untuk menerima kekalahan dan menghormati kemenangan.
Bangsa ini masih memiliki terlampau banyak masalah yang harus diselesaikan oleh para elite. Dengan menjalin silaturahim di antara sesama anak bangsa, dengan membangun menegakkan rasa saling hormat, para elite telah berkontribusi mengurangi masalah bagi bangsa ini.
Rivalitas memperebutkan jabatan publik tidak segera berakhir setelah hasil ditetapkan. Silaturahim antaranak bangsa tidak segera pulih seusai masa kampanye. Sering terjadi, perseteruan berlangsung berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun hanya karena yang kalah enggan menerima kekalahan.
Tapi negeri ini juga menyimpan sejumlah anak bangsa yang memiliki jiwa kesatria dan menjadi contoh. Sebut saja Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto. Jusuf Kalla menyampaikan selamat kepada Susilo Bambang Yudhoyono, rivalnya dalam pilpres, meski tetap mengajukan gugatan hasil pemilihan presiden ke Mahkamah Konstitusi.
Prabowo pun menempuh jalur hukum yang disediakan konstitusi untuk menyampaikan keberatan. Setumpuk bukti dugaan pelanggaran pilpres dibawa ke hadapan hakim konstitusi. Jutaan nama fiktif dalam daftar pemilih tetap diusung ke depan sidang. Namun, setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan menolak gugatan para pemohon dan Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo tak segan menyampaikan selamat.
Mantan calon wakil presiden itu menggelar konferensi pers khusus untuk mengucapkan selamat kepada Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Prabowo bahkan mengirim surat khusus kepada pasangan itu untuk menyampaikan selamat.
Satu lagi contoh sebuah peradaban demokrasi sedang berkembang di Tanah Air. Prabowo yang berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri dalam pilpres 8 Juli lalu memperlihatkan bahwa gugatannya ke Mahkamah Konstitusi bukan dilandasi emosi, amarah, apalagi dendam. Tapi itulah saluran demokrasi. Namun, tatkala putusan sudah ditetapkan, sebagai seorang demokrat, dia menerima keputusan itu dan menyampaikan selamat.
Prabowo memenuhi janjinya mengawal demokrasi melalui jalur hukum sampai ke titik akhir. Dia tidak marah. Dia juga tidak mutung ketika Mahkamah Konstitusi menolak gugatan mereka. Tapi dengan jiwa besar dia menerima kekalahannya dan menyampaikan selamat kepada sang pemenang.
Ingatan publik masih kuat mengenai kerasnya pernyataan-pernyataan Prabowo dalam masa kampanye pilpres tempo hari. SBY pun terkadang tergoda membalas pernyataan Prabowo. Tetapi kedua mantan jenderal itu tahu di mana medan laga dan di mana pula zona damai. Dalam pertemuan di Komisi Pemilihan Umum (KPU), misalnya, Prabowo tak lupa memberi hormat ala militer kepada SBY.
Prabowo Subianto adalah sosok kontroversial. Dia disambut cercaan sekaligus pujian. Dia pernah menjadi idola dengan bintang gemerlap yang melesak tapi segera meredup. Dia dikaitkan dengan mental menerabas, penuh intrik, dan suka membentuk klik di militer.
Tapi Prabowo telah membuktikan sebaliknya. Dia memperlihatkan diri sebagai sosok seorang demokrat dan pengusaha yang sukses. Dia bisa memberi pelajaran tentang arti sebuah demokrasi dan negara hukum.
Kita sebenarnya masih memiliki anak-anak bangsa yang bisa menjadi teladan berdemokrasi. Yang menjadi contoh karena memiliki jiwa besar untuk menerima kekalahan dan menghormati kemenangan.
Bangsa ini masih memiliki terlampau banyak masalah yang harus diselesaikan oleh para elite. Dengan menjalin silaturahim di antara sesama anak bangsa, dengan membangun menegakkan rasa saling hormat, para elite telah berkontribusi mengurangi masalah bagi bangsa ini.
Comments :
0 komentar to “Ucapan Selamat Prabowo Subianto”
Posting Komentar