SOREANG, (PR),-"Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya pengenalan lebih dekat terhadap seni budaya dan bahasa Sunda," ujar Wakil Ketua DPRD Kab. Bandung Sugiharto pada pembukaan "Saba Sastra", di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bandung, di Soreang, Kamis (29/10).
Kegiatan tersebut diselenggarakan Paguyuban Seniman Bandung (Paseban) bekerja sama dengan Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PPSS), dan Disdikbud Kab. Bandung.
Hadir pada kesempatan itu Ketua Paseban Abah Amin, Ketua PPSS Etti R.S., serta sejumlah pengarang dan seniman yang menjadi pemateri pada gunem catur "Mateahkeun Basa, Sastra, jeung Aksara Sunda dina Dunya Atikan-Media Citak/Elektronika jeung Dina Alam Kasajagatan".
Sugiharto mengharapkan, kegiatan ngawanohkeun (mengenalkan) bahasa dan budaya Sunda tidak hanya diberikan kepada aparat pemerintah, tetapi juga kepada anggota legislatif. "Bagaimana masyarakatnya bisa tahu dan mengerti bahasa serta budaya Sunda kalau anggota legislatifnya sendiri belum berbudaya," ujarnya.
Ubah paradigma
Dalam gunem catur-nya Cece Hidayat, guru pemenang Hadiah LBSS mengatakan, harus ada paradigma baru dalam proses pengajaran bahasa dan sastra Sunda di sekolah dengan mengubah pola pendekatan tekstual ke kontekstual.
Siswa tidak lagi diharuskan dapat menyelesaikan soal-soal bahasa Sunda sebagai hafalan. Akan tetapi, mengajak siswa untuk mau menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari.
Sedangkan H.M. Usep Romli, menilai budaya Sunda sudah terkikis budaya urban yang diembuskan televisi. Contohnya dalam penamaan orang Sunda. Akibatnya, terjadi kerancuan budaya karena penamaan yang tidak mengakar pada nama-nama Sunda ikut mengubah pola hidup orang Sunda. (A-148)***
Comments :
0 komentar to “Banyak Anggota DPRD tak Paham Budaya Sunda”
Posting Komentar