Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

13 Oktober 2009

Hidup Susah, Meninggal pun Susah...

KETIKA masih hidup susah, eh setelah meninggal pun susah. Demikian nasib sebagian kaum Muslimin di Kab. Bandung yang sampai saat ini belum memiliki Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslimin.

Bahkan, nasib warga kompleks perumahan lebih mengenaskan lagi. Bukan hanya perumahan yang dibangun akhir-akhir ini, perumahan yang sudah "karatan" karena termakan usia seperti Perum Bumi Rancaekek Kencana pun, sudah puluhan tahun berjuang, namun belum juga memiliki TPU tersendiri.

Tokoh masyarakat Perum Gading Tutuka 2, Desa Ciluncat, Kec. Cangkuang, Kab. Bandung, Ustaz Dadan Tardana, merasakan betul kesulitan mendapatkan TPU ketika ada warga Gading Tutuka 2 meninggal dunia.

Pengembang Gading Tutuka 2 memang menyediakan TPU di Desa Bandasari, Kec. Cangkuang. Namun selain jaraknya cukup jauh, sekitar 10 km dari perumahan, TPU-nya pun berada di daerah tebing dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. "Kondisinya tidak terawat dan ditumbuhi rerumputan liar," kata Dadan yang juga ketua DKM Baitul Ansor, Senin (12/10).

Untuk sementara, warga Gading Tutuka 2 yang meninggal dunia "dititipkan" di TPU milik seorang warga di Desa Ciluncat. "Warga desa masih menerima pemakaman warga Gading Tutuka 2 meski merasa keberatan. Tetapi, setiap kali mau memakamkan harus berunding cukup alot," katanya.

Kondisi perumahan lain juga setali tiga uang. Para penghuninya mengeluhkan minimnya perhatian pengembang perumahan dalam penyediaan TPU, apalagi Pemkab Bandung belum memiliki TPU Muslimin layaknya Pemkot Bandung yang mengelola TPU Sirnaraga, TPU Astana Anyar, maupun TPU Porib Caringin.

"Perum Bumi Rancaekek Kencana yang dibangun dua puluh tahun lalu saja sampai kini tidak jelas TPU-nya. Akhirnya, warga yang meninggal dunia dikembalikan lagi ke kampung halamannya agar bisa dimakamkan," kata Ketua Tim Peduli Lingkungan Bumi Rancaekek Kencana, Ustaz Elan Jaelani.

Warga Perum Bumi Rancaekek Kencana yang berjumlah sekitar 30.000 jiwa, kata Elan, akan terus mendesak agar TPU warga bisa segera direalisasikan. "Karena tidak ada TPU, jenazah warga dikebumikan di tempat asalnya. Misalnya warga asal Indramayu, dimakamkan di Indramayu, padahal sudah lama menjadi warga Rancaekek. Perjuangan warga sampai kini belum berhasil meski sudah ke DPRD dan Pemkab Bandung," ucapnya.

Keluhan ketiadaan lahan TPU juga dikatakan warga Perum Griya Prima Asri (GPA) Baleendah, Zaki. "Warga perumahan sudah berbaik hati dengan membayar iuran Rp 2.000,00 per bulan kepada pihak RW untuk iuran kematian. Memang ada TPU, tetapi jaraknya cukup jauh dari perumahan GPA," ujarnya. (Sarnapi/"PR")***

Comments :

0 komentar to “Hidup Susah, Meninggal pun Susah...”

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET