PPK-IPM Berhasil Dongkrak Kualitas SDM

SOREANG, (PR).-
Pelaksanaan Program Pendanaan Kompetisi (PPK) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selama kurun waktu 2006-2008 mampu mendongkrak mutu sumber daya manusia (SDM) Kab. Bandung. Namun, peningkatan indeks daya beli masyarakat dinilai masih bergerak lambat.

"Dampak positif PPK-IPM Pemprov Jabar 2006-2008 adalah peningkatan IPM Kab. Bandung dari 68,52 tahun 2004 menjadi 72,50 tahun 2008," kata Ketua Satuan Pelaksana (Satlak) PPK IPM Kab. Bandung, Ir. H. Sofian Nataprawira, M.P., di ruang kerjanya, Senin (26/10).

Pada pelaksanaan PPK IPM tahun pertama, kata Sofian, IPM Kab. Bandung mengalami kenaikan signifikan, yakni dari 69,16 poin menjadi 70,11 poin atau naik 0,95 poin. "Sedangkan pada tahun selanjutnya meningkat lagi sebesar 1,77 poin, sehingga IPM Kab. Bandung tahun 2007 mencapai 71,88 poin," katanya.

Peningkatan IPM juga terjadi pada tahun 2008, yakni dari 71,88 poin menjadi 72,50 poin. "Kontribusi peningkatan IPM terbesar masih dalam indeks daya beli sebesar 4,34 poin dari 54,91 poin pada tahun 2006 menjadi 59,25 poin pada tahun 2008. Sementara indeks pendidikan mendapat kontribusi dari angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 0,19 poin," katanya.

Daya beli

Namun, capaian indeks daya beli sebesar 59,25 poin masih jauh dibandingkan dengan indeks pendidikan ataupun indeks kesehatan. "Dari tiga komponen IPM di Kab. Bandung, masih terjadi kelemahan dalam daya beli. IPM 72,50 pada tahun 2008 terdiri atas indeks pendidikan sebesar 85,58, indeks kesehatan 72,36, dan indeks daya beli 59,55," katanya.

Untuk memacu daya beli masyarakat, menurut Sofian, perlu didukung pembangunan bidang infrastruktur, sebagai upaya menghubungkan simpul-simpul ekonomi di Kab. Bandung. "Kami berencana membuat jalan tol Soreang-Pasirkoja, jalan lingkar selatan antara Jalak Harupat sampai Majalaya, dan Majalaya ke Ujungberung, Kota Bandung. Itu semua merupakan upaya untuk membuka akses, sekaligus mempercepat perekonomian Kab. Bandung," katanya. (A-71)***