Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

03 November 2009

Dicanangkan, Eliminasi Filariasis

SOREANG, (PR).-

Bupati Bandung Obar Sobarna mengimbau warganya agar meminum obat filariasis (penyakit kaki gajah) di posyandu-posyandu terdekat pada 10 November 2009 untuk memutus mata rantai penularan penyakit tersebut. Dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung, lima belas di antaranya daerah endemis penyakit kaki gajah.

"Pada daerah-daerah endemi tersebut ditemukan satu sampai lima kasus filariasis. Tahun 2007 ditemukan 1 kasus, tahun 2008 ada 18 kasus, dan tahun 2009 ditemukan 12 kasus. Jadi, total ada 31 kasus," ucap Obar Sobarna pada Pencanangan Pengobatan Massal Filariasis putaran pertama di Kab. Bandung di Gedung Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Senin (2/11). Pengobatan massal filariasis tersebut dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Endang R. Sedyaningsih.

Kelima belas kecamatan endemis tersebut, kata Obar, yakni Kec. Margaasih, Pameungpeuk, Banjaran, Cimaung, Baleendah, Margahayu, Paseh, Majalaya, Ibun, Solokanjeruk, Arjasari, Kutawaringin, Soreang, Cilengkrang, dan Kec. Ciparay. "Hasil survei darah jari yang dilakukan terhadap warga di Kec. Margaasih ditemukan mikrofilaria dalam sampel darah sebanyak 1,14, sedangkan di Kec. Majalaya sekitar 1,18," ujarnya.

Obar berharap, pada pengobatan massal tersebut, 2.782.773 warga Kab. Bandung bisa meminum obat filariasis. Warga yang minum obat tersebut berusia 2-5 tahun sebanyak 243.167, berusia 6-14 tahun 563.707, berusia 15-65 tahun 1.874.528, dan penduduk berusia lebih dari 65 tahun 101.371 orang.

"Obat utama disediakan Departemen Kesehatan, sedangkan untuk obat efek samping dipenuhi Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat dan Dinkes Kabupaten Bandung. Biaya pelaksanaan eliminasi penyakit kaki gajah di Kabupaten Bandung tahun 2009 diambil dari APBD Kab. Bandung sebesar Rp 2.113.738.250,00," ujarnya.

Cacing filaria

Menurut Menkes, filiariasis adalah penyakit menular yang disebabkan cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit tersebut bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan pengobatan, akan menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin. "Akibatnya, penderita tidak bisa bekerja secara optimal, bahkan hidupnya bergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat, dan negara," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Jabar Hj. Alma Lucyati mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Depkes dan Dinkes Jabar, desa endemis filariasis di Jawa Barat pertama kali ditemukan tahun 2002.

"Dari tahun 2000 hingga 2009, penderita kronis filariasis yang positif mikrofilaria tercatat 980 orang. Penderita kronis tersebut tersebar di 267 desa di 147 kecamatan yang tersebar di 26 kabupaten dan kota, termasuk 31 penderita di Kabupaten Bandung. Namun, berdasarkan sifat penyakitnya, kemungkinan masih banyak penduduk yang telah terinfeksi penyakit ini, tetapi tidak atau belum menunjukkan gejala," katanya.

Di Jawa Barat, menurut Alma, sampai tahun 2009, telah terpetakan sebelas kabupaten/ kota sebagai daerah endemis filariasis, yaitu Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Bandung. "Oleh karena itu, perlu pengobatan massal dengan sasaran penduduk di daerah endemis filariasis sekitar 10 juta orang," ujarnya. (A-62)***

Comments :

0 komentar to “Dicanangkan, Eliminasi Filariasis”

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET