Tidak Semua Warga Tahu Bakal Dapat Bantuan

SOREANG, (PR).-

Sebagian korban gempa bumi belum mengetahui rencana penyaluran bantuan stimulan Rp 1 juta dari Pemkab Bandung untuk merehabilitasi rumah warga yang rusak ringan akibat diguncang gempa awal September lalu.

Pengelola Madrasah Alhawari di Kampung Nagrak, Desa Jatisari, Kec. Cangkuang, Kab. Bandung, Siti Zainab, mengaku madrasahnya belum masuk dalam kelompok masyarakat (pokmas) rumah rusak ringan. "Apa itu pokmas? Saya baru mendengarnya," kata Zainab di rumahnya, Minggu (8/11).

Menurut Siti Zainab, sekitar sebulan yang lalu ia pernah didatangi petugas dari Desa dan Kec. Cangkuang yang mendata kerusakan madrasahnya. "Namun, sampai sekarang saya belum tahu apakah madrasah saya akan mendapatkan bantuan rehabilitasi pascagempa dari Pemkab Bandung atau tidak. Saya sendiri belum tahu bergabung ke pokmas mana," ucapnya.

Meski belum ada bantuan, Siti Zainab sudah memperbaiki madrasah yang dikelolanya dengan menghabiskan dana sekitar Rp 1,4 juta. "Perbaikannya belum menyeluruh, karena belum dicat. Kalau ada dana bantuan Rp 1 juta, bisa digunakan untuk mengecat madrasah," katanya.

Sementara Kepala Dusun III Desa Ciluncat, Kec. Cangkuang, Kab. Bandung, Agus mengatakan, di daerahnya sudah terbentuk pokmas di RW 11, RW 12, dan RW 13. "Setiap pokmas beranggotakan maksimal 15 orang atau 15 rumah. Kami belum mengetahui teknis pembukaan rekening bantuan stimulan di Bank Jabar Banten karena masih belum ada informasi dari pihak desa atau kecamatan," katanya.

Agus juga tidak menyangkal apabila masih ada warga yang tidak masuk pokmas meski rumahnya rusak akibat diguncang gempa bumi. "Sebagian besar rumah warga yang rusak ringan ataupun rusak sedang akibat gempa sudah diperbaiki sendiri. Sementara rumah warga yang rusak berat, apalagi ambruk, belum ada yang diperbaiki," katanya.

Bisa berubah

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Linmas), Sutarno Yono mengatakan, jumlah pokmas rumah rusak ringan yang akan mendapatkan dana stimulan sebanyak 3.928 kelompok dengan 51.325 kepala keluarga (KK). "Sebagian besar pokmas tersebut berada di Kec. Pangalengan, yaitu 1.838 pokmas dengan anggota 21.579 KK," ujarnya.

Namun data tersebut masih bisa berubah, karena saat ini sedang dilakukan verifikasi di lapangan. "Kami berusaha mendapatkan data-data faktual di lapangan agar bantuan stimulan yang disalurkan bisa tepat sasaran," katanya.

Sementara mengenai realisasi pencairan bantuan stimulan untuk rehabilitasi rumah rusak sedang dan rusak berat, sampai saat ini masih belum bisa dipastikan. "Rehabilitasi rumah rusak sedang dan rusak berat akan ditangani anggaran dari pemerintah pusat dan Pemprov Jawa Barat. Namun kapan realisasinya, sampai kini masih belum jelas," ujar Sutarno. (A-71)***