Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

09 November 2009

"Awalnya Cuma Bentol-bentol..."

DALAM kehidupan sehari-harinya, Mimin (37) tak jauh berbeda dengan masyarakat kebanyakan. Bekerja dari pagi hingga sore hari, dan bersama keluarga di malam hari. Ia bagai tak menghiraukan penyakit kaki gajah (filariasis) yang diidapnya.

Namun saat demamnya kambuh, kehidupan "normal" Mimin pun terhenti. Ia tak bisa bekerja, dan harus beristirahat total. "Saya merasakan gejala kaki gajah sejak kelas VI SD. Awalnya cuma bentol-bentol di kaki, dan saya jadi sering panas dingin," kata warga Kampung Cimarangge Desa Padamulya Kec. Majalaya, Kab. Bandung, ketika ditemui di rumahnya, Kamis (5/11).

Penyakit kaki gajah yang diderita Mimin, terdapat di kaki bagian kiri, mulai paha hingga telapak kaki. Akibat penyakit tersebut, ia sempat memutuskan berhenti bekerja. "Ternyata kalau enggak kerja, saya jadi lebih sering sakit-sakitan," ucap sulung dari empat bersaudara ini. Kini ia bekerja di pabrik tekstil yang berjarak sekitar 1,5 km dari rumahnya.

"Kalau pergi kerja suka jalan kaki, pulangnya kadang naik ojek. Saya juga masih bisa lari kok," kata Mimin yang bekerja di pabrik sejak pukul 7.00 WIB hingga 18.00 WIB. Meski begitu Mimin berharap penyakitnya bisa sembuh. "Untuk berobat saya tidak punya biaya," katanya.

Massal

Mimin adalah satu dari 31 penderita kaki gajah di Kab. Bandung yang kasusnya diketahui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Bandung pada periode 2007-2009. Kab. Bandung termasuk daerah endemis kaki gajah, karena kasusnya tersebar di lima belas kecamatan.

Pengobatan massal kaki gajah yang dicanangkan Selasa (10/11) besok untuk seluruh penduduk Kab. Bandung, diakui Plt. Kepala Dinkes Kab. Bandung Grace Mediana, merupakan salah satu cara untuk menghindari penularan penyakit yang disebarkan melalui vektor nyamuk ini.

Jumlah sasaran pengobatan massal sebanyak 2.782.773 orang, dengan tidak menyertakan anak berusia di bawah 2 tahun serta ibu hamil. Obat yang disedikan pemerintah berupa Albendazole 400 mg, Diethylcarbamazine 100 mg, dan Paracetamol 500 mg.

"Pengobatan dilakukan di posyandu. Kalau hingga sore ada warga yang tidak datang, kami akan mendatangi mereka ke rumah-rumah," ucapnya.

Grace juga meminta para korban gempa bumi yang masih tinggal di tenda pengungsian untuk datang ke posyandu terdekat. "Kalau kesulitan datang, sore hari kita akan menyusur ke tenda pengungsian," kata Grace. (Endah Asih/"PR")***

Comments :

0 komentar to “"Awalnya Cuma Bentol-bentol..."”

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET