Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

03 Desember 2009

Berharap Masuk Supermarket

KERUPUK gurilem bisa jadi identik dengan Cililin, Kab. Bandung Barat. Namun, di Desa Jatisari, Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung, juga ada puluhan perajin kerupuk yang renyah dan gurih tersebut.

Menurut seorang perajin, Saefudin (34), kerupuk gurilem mulai diproduksi di Desa Jatisari sejak sekitar tahun 1970. "Saya enggak tahu apakah kerupuk gurilem dibawa dari Cililin atau sebaliknya. Namun, dari tahun ke tahun jumlah perajin kerupuk terus berkurang akibat kenaikan harga bahan baku," katanya di pabrik kerupuk milik H. Eji di Kampung Bunibuana, Jatisari, Rabu (2/12).

Proses pembuatan kerupuk gurilem amat sederhana. Tapioka dicampur garam dan penyedap rasa lalu dibuat adonan yang nantinya dicetak menjadi kerupuk setengah matang. "Kerupuk masih berbentuk panjang. Setelah dicuci bersih lalu dijemur selama dua hari sebelum digoreng memakai pasir," katanya.

Saefudin yang juga ketua rukun tetangga (RT) di Bunibuana mengatakan, kondisi perajin makin sulit. Harga bahan baku, khususnya tapioka terus naik. "Dalam seminggu bisa tiga kali naik. Saat ini harga tapioka Rp 420.000,00 per kuintal. Belum lagi harga bahan baku lain seperti kayu untuk menggoreng juga naik," katanya.

Setiap satu kuintal tapioka bisa menghasilkan 16-18 kantong kerupuk gurilem. "Gurilem itu dijual kepada bandar Rp 35.000,00 per karung atau Rp 560.000,00 per kuintal tapioka. Setelah dipotong biaya produksi, kami hanya dapat Rp 20.000,00 per kuintal," katanya.

Oleh karena itu, perajin berharap adanya bantuan dari Pemkab Bandung, misalnya untuk memperbaiki kemasan sehingga nilai jualnya naik. "Kalau bisa dijual di supermarket harganya kan bisa lebih mahal," ujarnya. (Sarnapi/"PR")***

Comments :

0 komentar to “Berharap Masuk Supermarket”

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET