Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

26 Februari 2010

22 korban masih tertimbun longsor

PASIRJAMBU,(GM)-
Pada hari kedua, Rabu (24/2), tim evakuasi kembali menemukan 21 korban longsoran Bukit Waringin. Petugas memperkirakan ada 22 warga perumahan karyawan PT Chakra Perkebunan Dewata di Kp. Dewata, RW 11 Desa Tenjolaya, Kec. Pasirjambu, Kab. Bandungyang masih tertimbun.

Petugas dari kepolisian dan TNI yang dibantu warga hanya bekerja setengah hari. Pencarian terpaksa dihentikan sekitar pukul 12.00 WIB karena hujan turun cukup deras di lokasi. Mereka khawatir akan terjadi longsor susulan.

Ke-21 korban yang ditemukan meninggal dunia yaitu Risman (20), Iis (25), Vanesa (2), Ina (26), Yulis (22), Ny. Otih (55), Ny. Eti (40), Ny. Neni (26), Jajang (52), Ny. Cicih (50), Sahna (52), Ayi (45), Tini (45), Amin (45), Neneng (13), Rani (2), Eca (35), Juju (26), Hadin Komarudin (35), Isman dan Aminudin.

Sedangkan korban yang masih belum ditemukan, Eyi (50), Alfartirvansah (3), Weni (26), Jeni (24), Irwan (25), Eka (25), Ma Enah (69), Lilis Suhirman (30), Entin Yayat (40), Asmy (3), Salfa (1), Eulis Ardi (25), Rismas (13), Kirana (4), Ratna (25), Popong (53), Nendi (13), Ikhsan (4), Suhirman (3), Dasep (3), Oneng (55) dan Ahmad Nuryadin (22).

Sementara bangunan yang rusak adalah 21 rumah karyawan PT Chakra Perkebunan Dewata (CPD), 1 kantor koperasi karyawan PT CPD, 1 kantor induk perkebunan PT CPD, 1 gedung serba guna karyawan dan gudang teknik PT CPD. Kerugian akibat peristiwa yang terjadi, Selasa (23/2) sekitar pukul 08.00 WIB itu diperkirakan mencapai Rp 5 miliar.

Pantauan "GM" di lokasi kejadian, petugas mengevakuasi korban sejak pukul 08.00 WIB. Warga yang selamat hingga kemarin, masih mengungsi di perkebunan menunggu truk yang akan mengangkut mereka ke rumah saudaranya, baik yang berada di daerah Ciwidey maupun di Pasirjambu.

Satlat Kab. Bandung mengirimkan bantuan 6 kuintal beras, 500 dus mi instan, dan 300 selimut. Untuk membantu pencarian korban, Pemkab Bandung menurunkan 3 alat berat berupa backhoe dan loader.

Untuk kebutuhan makanan para pengungsi, di lokasi kejadian didirikan dapur umum dari PMI dan Kodam. "Setiap hari kami menyuplai bantuan. Pencarian korban yang masih tertimbun kita beri waktu satu minggu. Setelah itu kita koordinasikan lagi dengan muspida untuk langkah selanjutnya," ujar Bupati Bandung, Obar Sobarna.

Relokasi

Untuk mencegah timbulnya korban lagi, Wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf menuturkan, pmprov meminta perkebunan merelokasi terlebih dulu permukiman karyawannya. Sebab, tidak menutup kemungkinan terjadi longsor susulan karena tanah masih labil.

Sedangkan untuk bantuan logistik, lanjut Dede, pemprov terus menyalurkannya. Kalaupun telat, ini karena akses jalan yang cukup sulit dan jauh.

Kemarin, tampak pula Wakil Presiden Boediono beserta Menko Kesra Agung Laksono, Menkes Endang Setyaningsih, dan Menteri PU Joko Kirmanto datang ke lokasi longsor. Boediono meminta Bupati Bandung menginventarisasi lokasi yang dianggap rawan longsor di Kab. Bandung. Terlebih hingga Maret nanti, curah hujan masih cukup tinggi.

Boediono pun meminta perumahan karyawan cepat direlokasi.

Wapres meminta masyarakat tetap siaga karena curah hujan yang tinggi saat ini belum mencapai puncaknya. Curah hujan tinggi diperkirakan akan terjadi sampai pertengahan Maret 2010, sehingga perlu diwaspadai dampak buruknya.

Ia menyatakan, akibat curah hujan tinggi, potensi banjir dan longsor di Jabar begitu besar. Karena itu masyarakat diminta tetap siaga menghadapi ancaman ini. "Terutama di Jabar Selatan karena di wilayah ini potensi longsornya sangat besar," katanya.

Wapres memberikan bantuan kepada masyarakat berupa dana Rp 200 juta, tenda 35 unit, 500 selimut, pakaian, dan lainnya. Ia menilai, dalam penanganan bencana ini Pemprov Jabar telah menunjukkan cara bekerja yang bagus. Namun, ia meminta pemprov tetap melakukan kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota, khususnya dalam melihat posisi penduduk dalam ketentuan rancangan tata ruang yang ada.

Sementara itu, Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan menyatakan, longsor bukan terjadi karena aspek kelalaian manusia, melainkan secara alamiah yang sulit diduga.

Daerah longsor tersebut, katanya, merupakan permukiman di tengah perkebunan teh dan di atasnya hutan konservasi yang dikelola Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Secara geologi, katanya, gunung ini terjadi akibat letusan gunung api yang menciptakan gunung-gunung baru.

Gunung baru ini bersifat gembur, sehingga ketika datang hujan menjadi jenuh dan terjadi longsor. "Karena curah hujan yang tinggi belakangan ini, tanah tidak kuat menahan gerakan tanah sehingga terjadi longsor," katanya.

Ia menambahkan, jumlah korban yang hilang sebanyak 43 orang dan telah ditemukan 17 orang. "Sebanyak 26 orang belum ditemukan," kata Heryawan.

Ia menjelaskan, petugas dan masyarakat masih mencari korban yang belum dievakuasi. Selama masa tanggap darurat, pencarian terus dilakukan sampai ditemukannya seluruh jenazah korban.

Kendala yang dihadapi petugas dalam evakuasi ini, katanya, adalah jarak yang jauh dan medan yang berat serta menghambat akses ke lokasi. Alat berat yang disiapkan sebanyak empat unit, namun yang bisa masuk baru satu unit. "Itu karena medan yang berat, sehingga sulit untuk masuk ke lokasi longsor," katanya.

Waktu 2-3 bulan

Ditemui terpisah, Direktur PT CPD Teguh Supriono menegaskan, untuk mengoperasikan kembali pabrik teh membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan. Selain harus mencari korban yang masih tertimbun, pihaknya juga perlu memperbaiki beberapa bagian gedung yang rusak.

"Beberapa bangunan pabrik juga ada yang tertimbun, dan akses jalan ke pabrik tidak bisa dilalui. Makanya kita evakuasi korban dulu, baru buka akses jalan dan perbaiki gedung," katanya sambil menambahkan, luas Perkebunan Teh Dewata mencapai 600 ha.

Dituturkan Teguh, akibat terhentinya produksi, pihaknya menderita kerugian puluhan juta/hari. Peristiwa ini juga menyebabkan ekspor teh ke Eropa terhenti.

Anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka berharap tidak ada lagi pihak yang bersikap egois dan dituntut lebih gesit dalam memberikan reaksi terhadap datangnya bencana. Mengingat sejauh ini masing-masing institusi saling lempar wewenang dan lambat dalam menyikapi korban bencana.

Untuk itu, salah satu langkah awal, politisi PDIP ini meminta adanya posko bencana khusus di kawasan rawan bencana, terutama kawasan kabupaten di Jawa Barat. Menurutnya, selama ini posko penanggulangan bencana yang ada belum memenuhi standar.

"Posko penanggulangan khusus tersebut tentunya harus dibuat sesuai fungsinya. Antara lain memiliki ruang terpisah untuk mereka yang sakit dan sehat. Selain itu, petugas kesehatan harus stand by di posko," paparnya.

Turunkan 500 personel

Sementara itu, Polda Jabar menerjunkan 500 personel gabungan dari satuan Brimob, Dalmas, tim medis, tim SAR, dan 6 anjing pelacak di lokasi longsor. Bahkan Kapolda Jabar, Irjen Pol. Timur Pradopo berada di lokasi sejak Rabu pagi.

"Tim gabungan Polri, dari jajaran Polda Jabar, polwil, polres bersama dengan TNI telah berada di lokasi sejak Selasa. Sudah ada 16 orang yang kami temukan dalam timbunan longsor dan semuanya telah meninggal. Diduga masih banyak korban meninggal dunia lainnya yang belum ditemukan. Diperkirakan sebanyak 27 orang lagi masih tertimbun, 13 perempuan dan 14 laki-laki, termasuk lima orang anak-anak," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol. Dade Achmad.

Proses evakuasi diakui Dade cukup terhambat, karena faktor cuaca yang tidak mendukung. Terutama saat turunnya hujan yang menimbulkan kekhawatiran terjadinya longsor susulan. Selain itu, akses jalan menuju lokasi cukup jauh dan terjal, sehingga memakan waktu berjam-jam untuk tiba di lokasi.

Kendati demikian, proses pencarian korban akan terus dilakukan termasuk pengamanan lainnya, selama berlangsungnya evakuasi. Dade menegaskan, penempatan personel yang diterjunkan di lokasi longsor sifatnya situasional. Hal ini bergantung pada keadaan di lokasi, karena masih banyak korban yang belum ditemukan.

"Jajaran Polri akan terus berada di lokasi sampai proses evakuasi selesai. Kami berharap para korban secepatnya ditemukan. Terlebih lagi, Polda Jabar juga telah menurunkan anjing pelacak untuk mempercepat pencarian korban yang masih tertimbun," paparnya. (B.97/B.105/B.83/B.116/B.109)**

Comments :

0 komentar to “22 korban masih tertimbun longsor”

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET