Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

30 April 2009

Disnak Jabar Periksa Secara Intensif 6 Wilayah: Camat Cisarua Dikibuli Peternak Babi

CISARUA,(GM)-
Camat Cisarua, Euis Wiarsih merasa dibohongi pengusaha peternakan babi di Pasir Ipis RT 01/RW 03 Desa Kertawangi, Kec. Cisarua, Kab. Bandung Barat (KBB). Pasalnya, peternak babi mengaku hanya memiliki 200 ekor sampai 300 ekor babi, tapi setelah dihitung petugas Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) KBB, ternyata mencapai 697 ekor.

"Saya merasa dibohongi. Mengapa pada saat peninjauan kemarin (Selasa, 28/4, red), Pak Eddy (Muhamad Eddy, red) selaku penanggung jawab peternakan babi ini mengatakan, babi yang dipeliharanya tak lebih dari 300 ekor. Tapi kenyataannya setelah dihitung, angkanya mencapai 697 ekor," kata Euis Wiarsih di sela-sela penutupan peternakan babi, Rabu (29/4).

Ia juga mencurigai, orientasi peternakan itu lebih banyak ke bisnis dibandingkan aktivitas penelitian. Populasi babi sebanyak 697 ekor, tak mungkin sepenuhnya untuk kegiatan penelitian mahasiswa. "Saya curiga peternakan ini berkedok penelitian. Masa penelitian butuh babi sebanyak 697 ekor. Kebutuhan untuk penelitian paling banyak sekitar 20 ekor," katanya.

Sementara itu, penanggung jawab peternakan babi, M. Eddy mengatakan, tidak bermaksud memberikan keterangan palsu kepada camat. Penghitungan 200 ekor itu hanya dihitung induknya, tidak dengan anak babi.

Kedatangan camat ke peternakan babi tersebut, bersama petugas dari Disnakan KBB. Pejabat Disnakan yang hadir di antaranya Kasi Kesmavet Yono Warjono dan Kasi Kesehatan Hewan Wiwin Aprianti, dibantu lima orang staf Disnakan.

Kedatangan ke peternakan milik Surya Tedja ini, untuk menutup peternakan yang sudah berdiri sejak 1990 itu. Negosiasi penutupan tidak membutuhkan waktu lama, hanya saja Eddy meminta waktu 45 hari untuk menutupnya. Ia beralasan, babi yang ada di peternakan tidak mungkin dalam satu hari atau satu bulan habis dijual.

"Sisa babi yang ada tidak mungkin dipindahkan ke tempat lain ataupun dibunuh. Enggak bisa dibunuh atau dimusnahkan begitu saja karena babi yang ada di peternakan tidak terjangkit flu babi (H1N1). Semua babi di sini sehat. Kalaupun dijual juga tidak bisa sekaligus. Paling dalam satu hari babi yang dijual sebanyak 5 ekor," kata Eddy memberikan alasan.

Ia menyayangkan langkah yang diambil Disnakan KBB yang menutup peternakan babi. Mencegah penularan flu babi bukan dengan cara menutup peternakan babi, tapi bagaimana peran pemerintah memberikan arahan kepada peternak tentang tata cara memelihara babi yang sehat.

Kasi Kesmavet, Yono Warjono menyatakan, toleransi waktu penutupan diberikan, mengingat banyaknya babi yang ada di peternakan tersebut. Kesepakatan penutupan peternakan babi dilakukan secara tertulis di atas materai. "Semua yang hadir di sini juga menjadi saksi atas kesepakatan yang dibuat ini. Apabila melanggar kesepakatan, pemerintah akan mengambil tindakan tegas," kata Yono.

Secara terpisah, Kadisnakan KBB, Adiyoto mengatakan, penutupan peternakan babi di Cisarua sebagai antisipasi menjangkitnya serangan flu burung. Virus H1N1 hanya menular kepada manusia apabila ada kontak langsung dengan babi.

"Penutupan ini merupakan bagian dari upaya pencegahan. Jangan sampai terlebih dulu ada kasus, baru menutup peternakan babi. Lebih baik mencegah daripada timbul korban," katanya.

Lakukan pemeriksaan

Untuk mengantisipasi penyebaran flu babi di Jabar, petugas Dinas Peternakan (Disnak) Jabar akan memeriksa peternakan babi di wilayah Jabar. Khususnya di 6 daerah, yakni Kota dan Kab. Bekasi, Karawang, Bogor, Indramayu serta KBB. Pemeriksaan dilakukan karena di 6 kota/kab. tersebut terdapat peternakan babi.

Selain itu, Disnak bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, juga akan memperketat lalu lintas ternak, khusus keluar masuknya babi di dua tempat (cek poin) di Banjar dan Losari, Cirebon. Selama ini, lalu lintas babi yang berasal dari wilayah timur Jawa, pasti melalui Banjar dan Losari.

"Meskipun di Jabar belum ada kasus flu babi, tapi kami sudah melakukan antisipasi. Di antaranya berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Disnak, Dishub, Dinas Kesehatan (Dinkes), dan rumah sakit (RS)," ungkap Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan kepada wartawan usai Sidang Paripurna di DPRD Jabar, Jln. Diponegoro Bandung, kemarin.

Kepala Disnak Jabar, Kusmayadi mengungkapkan, setelah muncul kasus flu babi, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak terkait. Langkah ini dilakukan sebagai upaya antisipasi, agar flu babi tidak masuk ke wilayah Jabar.

"Besok (hari ini, red) kami akan turun ke lapangan dan memeriksa babi di tempat peternakannya yang ada di wilayah Jabar. Seperti di Karawang, Bekasi, Bogor, Indramayu, dan KBB. Kami pun sudah berkoordinasi dengan Dishub untuk memperketat babi yang biasa masuk ke wilayah Jabar. Jika ditemukan babi yang terindikasi flu babi, harus dikarantina," ungkapnya.

Selain itu, katanya, Dinkes Jabar juga sudah menunjuk beberapa RS untuk dijadikan rujukan, jika ada kasus flu babi. Selain RSHS, RS rujukan itu adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota/Kab. Bekasi, Bogor, dll.

"Diharapkan kasus ini tidak terjadi di wilayah Jabar, tapi kami tetap waspada terhadap penyakit yang baru muncul ini. Dalam minggu terakhir ini, kami sudah mengecek, khususnya terhadap babi yang berasal dari wilayah lain, tapi hasilnya tidak ada yang terindikasi flu babi," ungkpanya.

Dikatakannya, jumlah populasi babi di Jabar sekitar 5.000 ekor yang tersebar di beberapa daerah. Lagi pula, peternakan babi di wilayah Jabar tidak berizin, karena peternakan rakyat. Sesuai aturan, peternakan rakyat tidak memerlukan izin dari pemerintah. Dalam hal ini pemerintah tetap harus memeriksa tempat peternakan tersebut.

"Apakah sudah sesuai dengan mekanisme yang ada atau tidak. Karena, kalau beternak babi itu, aliran airnya tidak boleh mengalir ke permukaan atau ke perumahan penduduk, tapi harus ke bawah (tanah, red)," katanya.

Ia menambahkan, babi impor yang datang ke Jabar tidak ada, tapi kalau daging babi impor ada. Kendati demkian, pihaknya akan mewaspadai daging babi impor itu, khawatir daging tersebut mengandung virus flu babi. (B.104/B.96)**

Sumber : klik-galamedia.com, Kamis, 30 April 2009

Comments :

0 komentar to “Disnak Jabar Periksa Secara Intensif 6 Wilayah: Camat Cisarua Dikibuli Peternak Babi”

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET