SOREANG, (PR).-
Jalan inspeksi Sungai Citarum di Kp. Muara Ciwidey Desa Cilampeni, Kec. Katapang, ambles sedalam dua meter dengan panjang 10 meter. Akibatnya, jalan hanya bisa dilewati sepeda motor. Amblesnya jalan diakibatkan sering dilintasi kendaraan berat. Selain itu, derasnya aliran sungai membuat tanah terbawa banjir dari aliran Sungai Burung yang meluap pada Selasa (19/5) lalu.
"Setelah hujan lebat melanda wilayah Katapang pada Senin sore sampai malam, pada Selasa (19/5) lalu, air Sungai Burung meluap. Sungai Burung bermuara ke Sungai Citarum," kata Camat Katapang Dra. Hj. Nina Setiana, M.Si, di ruang kerjanya, Jumat (22/5).
Sungai Burung, kata Nina, melintasi Jalan Inspeksi Citarum melalui gorong-gorong yang ditanam di bawah jalan. "Akibat air sungai yang deras sehingga menggerus aspal dan tanah jalan. Gorong-gorong yang dulunya tertutup jalan kini terbuka," ujarnya menjelaskan.
Faktor lainnya juga disebabkan kendaraan berat seperti truk yang melintasi jalan tersebut. "Desa Cilampeni memiliki banyak industri sehingga truk lalu lalang dengan melewati Jalan Inspeksi Citarum. Beban berat dengan kelas jalan yang tidak sesuai sehingga membuat jalan rusak," katanya.
Padahal, lebar Jalan Inspeksi Citarum, menurut Nina, hanya sekitar empat meter sehingga seharusnya tak dilewati truk-truk yang mengangkut bahan-bahan industri. "Apalagi Jalan Inspeksi berada di bibir Sungai Citarum sehingga rawan longsor atau ambrol kalau terus dilintasi truk," katanya.
Akibat jalan ambles membuat lebar jalan kini tersisa sekitar 50 cm yang hanya bisa dilewati sepeda motor. Itu pun pengendara harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh ke jalan yang menganga tersebut. "Jalan Inspeksi Citarum menghubungkan Desa Cilampeni dengan desa-desa sekitarnya di Katapang, bahkan ke Pameuntasan, Kec. Kutawaringin. Jalan tidak terlalu lebar, namun cukup ramai," katanya.
Tinjau lokasi
Menurut Nina, Sekda Kab. Bandung, H. Sofian Nataprawira, pada Jumat (22/5), meninjau jalan ambles tersebut. "Pihak Dinas Bina Marga Kab. Bandung juga sudah melakukan survei ke lapangan dan akan membuat jembatan sementara berupa baja bergelombang sehingga bisa dilalui kendaraan roda empat, namun truk-truk tidak boleh melintas," katanya.
Dinas Bina Marga Kab. Bandung tidak berwenang memperbaiki jalan tersebut karena wewenang penanganan Jalan Inspeksi Citarum ada di tangan Kantor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PPSDA) Jabar dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.
"Sambil menunggu penanganan dari Jawa Barat dan BBWS Citarum, Pemkab Bandung berinisiatif membangun jembatan darurat agar kendaraan bisa melintasi jalan yang ambrol tersebut," katanya.
Sedangkan warga Katapang, Hj. Titin mengatakan, masyarakat mengharapkan agar pemerintah segera memperbaiki Jalan Inspeksi tersebut. "Biasanya pemerintah memperbaiki jalan atau jembatan tergantung anggaran. Kalau jalan ambles itu tidak ada dalam anggaran tahun 2009, apakah akan dibiarkan?" katanya. (A-71)***
Jalan inspeksi Sungai Citarum di Kp. Muara Ciwidey Desa Cilampeni, Kec. Katapang, ambles sedalam dua meter dengan panjang 10 meter. Akibatnya, jalan hanya bisa dilewati sepeda motor. Amblesnya jalan diakibatkan sering dilintasi kendaraan berat. Selain itu, derasnya aliran sungai membuat tanah terbawa banjir dari aliran Sungai Burung yang meluap pada Selasa (19/5) lalu.
"Setelah hujan lebat melanda wilayah Katapang pada Senin sore sampai malam, pada Selasa (19/5) lalu, air Sungai Burung meluap. Sungai Burung bermuara ke Sungai Citarum," kata Camat Katapang Dra. Hj. Nina Setiana, M.Si, di ruang kerjanya, Jumat (22/5).
Sungai Burung, kata Nina, melintasi Jalan Inspeksi Citarum melalui gorong-gorong yang ditanam di bawah jalan. "Akibat air sungai yang deras sehingga menggerus aspal dan tanah jalan. Gorong-gorong yang dulunya tertutup jalan kini terbuka," ujarnya menjelaskan.
Faktor lainnya juga disebabkan kendaraan berat seperti truk yang melintasi jalan tersebut. "Desa Cilampeni memiliki banyak industri sehingga truk lalu lalang dengan melewati Jalan Inspeksi Citarum. Beban berat dengan kelas jalan yang tidak sesuai sehingga membuat jalan rusak," katanya.
Padahal, lebar Jalan Inspeksi Citarum, menurut Nina, hanya sekitar empat meter sehingga seharusnya tak dilewati truk-truk yang mengangkut bahan-bahan industri. "Apalagi Jalan Inspeksi berada di bibir Sungai Citarum sehingga rawan longsor atau ambrol kalau terus dilintasi truk," katanya.
Akibat jalan ambles membuat lebar jalan kini tersisa sekitar 50 cm yang hanya bisa dilewati sepeda motor. Itu pun pengendara harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh ke jalan yang menganga tersebut. "Jalan Inspeksi Citarum menghubungkan Desa Cilampeni dengan desa-desa sekitarnya di Katapang, bahkan ke Pameuntasan, Kec. Kutawaringin. Jalan tidak terlalu lebar, namun cukup ramai," katanya.
Tinjau lokasi
Menurut Nina, Sekda Kab. Bandung, H. Sofian Nataprawira, pada Jumat (22/5), meninjau jalan ambles tersebut. "Pihak Dinas Bina Marga Kab. Bandung juga sudah melakukan survei ke lapangan dan akan membuat jembatan sementara berupa baja bergelombang sehingga bisa dilalui kendaraan roda empat, namun truk-truk tidak boleh melintas," katanya.
Dinas Bina Marga Kab. Bandung tidak berwenang memperbaiki jalan tersebut karena wewenang penanganan Jalan Inspeksi Citarum ada di tangan Kantor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PPSDA) Jabar dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.
"Sambil menunggu penanganan dari Jawa Barat dan BBWS Citarum, Pemkab Bandung berinisiatif membangun jembatan darurat agar kendaraan bisa melintasi jalan yang ambrol tersebut," katanya.
Sedangkan warga Katapang, Hj. Titin mengatakan, masyarakat mengharapkan agar pemerintah segera memperbaiki Jalan Inspeksi tersebut. "Biasanya pemerintah memperbaiki jalan atau jembatan tergantung anggaran. Kalau jalan ambles itu tidak ada dalam anggaran tahun 2009, apakah akan dibiarkan?" katanya. (A-71)***
Comments :
0 komentar to “Jalan Inspeksi Sungai Ambles”
Posting Komentar