Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

18 Mei 2009

Sungai Ciharus Kritis

IBUN,(GM)-
Sungai Ciharus yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum berada dalam kondisi kritis. Di sekitar sungai yang mengalir di wilayah Desa Pangguh, Kec. Ibun dan Desa Cikawao, Kec. Pacet, Kab. Bandung itu, tak ada tanaman keras yang dapat menampung cadangan air untuk mencegah terjadinya erosi.

Ketua Umum Elemen Masyarakat Kab. Bandung, Deni Rismandani di sela-sela kegiatan penanaman rumput vetiver di sempadan Sungai Ciharus serta "Roadshow Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengelola Sumber Daya Alam" di area Makam Karomah Kampung Cijambe, Desa Pangguh, Kec. Ibun, Kab. Bandung, Minggu (17/5) mengatakan, mulai dari Desa Cikawao sampai ke Gunung Rakutak, ada 12 titik yang berada dalam kondisi rawan dan berpotensi mengakibatkan bencana longsor. Di antaranya di Desa Cikaro, Cikawao, Wadat, Bojong, Cijambe, Malingping, dan Garuda.

"Di kawasan rawan bencana longsor itu, pohon tegakan sangat minim," kata Deni.

Menurut Deni, minimnya tegakan pohon di sempadan Sungai Ciharus, menyebabkan tidak ada yang mengikat air hujan. Apabila Sungai Ciharus melimpah dan mengalir deras, dapat dipastikan akan terjadi banjir di sekitar Majalaya.

Deni mengungkapkan, selain akibat luapan Sungai Ciharus, banjir di Majalaya juga disebabkan oleh erosi pada lahan dari lahan rakyat yang umumnya digunakan sebagai pesawahan.

Untuk menanggulangi longsor, lanjut Deni, aktivis elemen lingkungan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat pemilik lahan kritis. "Mereka diarahkan untuk menanam tanaman vetiver yang dinilai dapat mengantisipasi longsor. Sampai hari ini, kami sudah membagikan 5.000 pohon vetiver kepada masyarakat," ujar Deni.

Target penghijauan di lahan kritis Sungai Ciharus, tambah Deni, berakhir di kawasan Gunung Rakutak yang berada di bagian selatan Kab. Bandung.

Perda 8/2005

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pendayagunaan Tata Guna Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Asep Kuryana didampingi Pelaksana Pengelola Sumber Daya Air Wilayah Sungai Citarum Provinsi Jabar, Sukayat mengatakan, pihaknya akan berusaha menyosialisasikan pemberdayaan masyarakat dalam menangani lahan kritis.

"DAS Citarum itu rawan lahan kritis yang di antaranya disebabkan oleh faktor kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Untuk memenuhi kebutuhan kayu bakar, masyarakat mencarinya ke hutan. Akibatnya, hutan menjadi gundul," kata Asep.

Asep selanjutnya mengungkapkan, selain mengajak masyarakat menangani lahan kritis, pihaknya juga sedang menyosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) Jawa Barat No. 8/2005 tentang Sempadan Sumber Air.

"Berdasarkan perda itu, daerah bebas di sempadan Sungai Citarum pada bagian kiri dan kananya selebar 10 meter. Tetapi, untuk anak sungainya hanya 5 meter. Lebar lahan kosong bergantung pada kedalam sungai," katanya.

Sempadan sungai, tambah Asep, perlu ditertibkan dan diamankan, karena merupakan daerah pengaman yang berfungsi menjaga daerah sungai. Di daerah sempadan sungai jangan sampai ada bangunan karena akan berdampak negatif pada sungai. (B.105)**

Comments :

0 komentar to “Sungai Ciharus Kritis”

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET