SOREANG, (PR).-
Kasus balita penderita gizi buruk kembali ditemukan di wilayah Kab. Bandung. Kali ini penderitanya adalah Fadli Sobarna (2), anak bungsu pasangan Ade Margandi (42) dan Popon Suhaemah (42), warga Kampung Cisalak RT 1 RW 3, Desa Jatisari, Kec. Cangkuang.
Berat badan bocah yang pada 17 Juli mendatang tepat berusia dua tahun itu hanya sekitar 6,3 kg. Diakui Ade, sang ayah, bobot anak lelaki satu-satunya itu menurun drastis sejak enam bulan terakhir tanpa pernah ia ketahui pasti penyebabnya.
Begitu mengetahui ada warganya yang mengalami gizi buruk, aparat pemerintah desa setempat membawa Fadli ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang untuk mendapatkan perawatan, Senin (15/6).
"Kami baru tahu ada balita di daerah kami yang menderita gizi buruk dari televisi. Selama ini tidak pernah ada laporan sama sekali," kata Sekretaris Desa Jatisari Dede Yuse ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (16/6).
Ia menduga, tidak terdeteksinya kasus itu akibat kurang aktifnya orang tua Fadli membawa anaknya ke posyandu. "Kalau mereka aktif datang membawa anaknya ke posyandu, kader PKK yang ada pasti bertindak lebih cepat," katanya.
Positif gizi buruk
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bandung Achmad Kustijadi mengatakan, Fadli memang positif menderita gizi buruk. Hal itu diperkuat sejumlah tanda di tubuh Fadli semisal perut cekung, kulit keriput, dan berkerut di bagian pantat, serta badan yang sangat kurus.
Achmad menyebutkan tiga faktor penyebab terjadinya gizi buruk. Kemiskinan yang berakibat pada sulitnya memberikan asupan makanan bergizi merupakan salah satu faktor, selain pola asupan makanan yang salah, serta adanya penyakit infeksi penyerta. "Mayoritas kasus gizi buruk di Kab. Bandung akibat faktor kemiskinan," katanya.
Apabila sudah menderita gizi buruk, balita menjadi lebih rentan terhadap penyakit, terutama TBC, bronkitis, pneumonia, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Saat tiba di RSUD Soreang, kata Achmad, kondisi Fadli tergolong kritis. Namun, pihak RSUD akan berusaha semaksimal mungkin menyembuhkan Fadli hingga mencapai berat badan yang ideal. Biaya pengobatannya ditanggung Pemkab Bandung melalui program Keluarga Miskin Daerah (Gakinda).
Menurut Achmad, selain Fadli, saat ini masih ada 234 balita penderita gizi buruk lain di Kab. Bandung yang akan segera ditangani. (A-184)***
Kasus balita penderita gizi buruk kembali ditemukan di wilayah Kab. Bandung. Kali ini penderitanya adalah Fadli Sobarna (2), anak bungsu pasangan Ade Margandi (42) dan Popon Suhaemah (42), warga Kampung Cisalak RT 1 RW 3, Desa Jatisari, Kec. Cangkuang.
Berat badan bocah yang pada 17 Juli mendatang tepat berusia dua tahun itu hanya sekitar 6,3 kg. Diakui Ade, sang ayah, bobot anak lelaki satu-satunya itu menurun drastis sejak enam bulan terakhir tanpa pernah ia ketahui pasti penyebabnya.
Begitu mengetahui ada warganya yang mengalami gizi buruk, aparat pemerintah desa setempat membawa Fadli ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang untuk mendapatkan perawatan, Senin (15/6).
"Kami baru tahu ada balita di daerah kami yang menderita gizi buruk dari televisi. Selama ini tidak pernah ada laporan sama sekali," kata Sekretaris Desa Jatisari Dede Yuse ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (16/6).
Ia menduga, tidak terdeteksinya kasus itu akibat kurang aktifnya orang tua Fadli membawa anaknya ke posyandu. "Kalau mereka aktif datang membawa anaknya ke posyandu, kader PKK yang ada pasti bertindak lebih cepat," katanya.
Positif gizi buruk
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bandung Achmad Kustijadi mengatakan, Fadli memang positif menderita gizi buruk. Hal itu diperkuat sejumlah tanda di tubuh Fadli semisal perut cekung, kulit keriput, dan berkerut di bagian pantat, serta badan yang sangat kurus.
Achmad menyebutkan tiga faktor penyebab terjadinya gizi buruk. Kemiskinan yang berakibat pada sulitnya memberikan asupan makanan bergizi merupakan salah satu faktor, selain pola asupan makanan yang salah, serta adanya penyakit infeksi penyerta. "Mayoritas kasus gizi buruk di Kab. Bandung akibat faktor kemiskinan," katanya.
Apabila sudah menderita gizi buruk, balita menjadi lebih rentan terhadap penyakit, terutama TBC, bronkitis, pneumonia, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Saat tiba di RSUD Soreang, kata Achmad, kondisi Fadli tergolong kritis. Namun, pihak RSUD akan berusaha semaksimal mungkin menyembuhkan Fadli hingga mencapai berat badan yang ideal. Biaya pengobatannya ditanggung Pemkab Bandung melalui program Keluarga Miskin Daerah (Gakinda).
Menurut Achmad, selain Fadli, saat ini masih ada 234 balita penderita gizi buruk lain di Kab. Bandung yang akan segera ditangani. (A-184)***
Comments :
0 komentar to “Fadli (2) Dirawat di RSUD Karena Gizi Buruk”
Posting Komentar