SOREANG, (PR).-
Seluruh warga Kab. Bandung diharapkan mengonsumsi obat untuk mencegah dan mengobati penyakit kaki gajah (filariasis). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Bandung mencanangkan gerakan meminum obat itu secara massal pada 28 Oktober mendatang.
"Kami berharap agar seluruh warga Kab. Bandung mendukung program ini untuk kesehatan seluruh masyarakat juga," kata Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bandung, dr. Ahmad Kustijadi, Jumat (14/8).
Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel darah jari (SDJ) yang dilakukan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan awal tahun lalu, Kab. Bandung dinyatakan sebagai daerah endemi filariasis. Untuk itu, seluruh warga Kab. Bandung harus mengonsumsi tiga butir obat selama lima tahun berturut-turut.
Obat yang harus diminum adalah Diethil Carbamazine Citrate (DEC), Albendazole, dan Paracetamol, dalam dosis tunggal sekali dalam setahun. Tiga jenis obat itu diberikan kepada setiap penduduk agar semua cacing mikrofilia penyebab filariasis di dalam tubuh bisa dimusnahkan.
Ahmad sangat mengharapkan agar tidak ada warga yang menolak gerakan pengobatan massal ini. "Kalau pengobatan tidak dilakukan dengan tuntas dan menyeluruh, penyakit bisa kambuh lagi. Bila ada warga yang tidak minum obat, dia akan menjadi sumber penularan bagi warga lain," katanya.
Rp 4,8 miliar
Menurut Ahmad, untuk melaksanakan program pengobatan massal, dialokasikan anggaran Rp 4,8 miliar. Anggaran sebesar itu dialokasikan untuk sosialisasi Rp 2,1 miliar dan Rp 2,7 miliar dari pusat dalam bentuk obat.
Untuk keperluan itu, Dinkes Kab. Bandung menargetkan program mobilisasi dan sosialisasi pencegahan filariasis bisa dirampungkan pekan depan. Dari 31 kecamatan yang ada di Kab. Bandung, masih ada dua kecamatan yang belum melakukan sosialisasi, yaitu Kec. Nagrek dan Rancabali.
Kamis (13/8), kegiatan sosialisasi pengobatan massal filariasis dilakukan di Kantor Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, dan Kutawaringin.
Menurut staf ahli Dinkes Kab. Bandung bidang Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Arnaningsih, pelaksanaan sosialisasi di tingkat desa juga ditargetkan rampung minggu depan. "Kami akan berupaya secara maksimal agar kegiatan sosialisasi di 276 desa di Kab. Bandung bisa segera tuntas," katanya.
Arnaningsih juga mengatakan, pada September mendatang akan digunakan untuk pelatihan kader. "Berdasarkan pendataan di bulan Juli, sasaran real sudah ada, tinggal pelaksanaan pelatihannya," katanya.
Sebanyak 3.985 posyandu yang ada di Kab. Bandung, kata Arnaningsih, masing-masing akan menyiapkan tiga kadernya untuk dididik menjadi petugas yang mendistribusikan dan mengawal jalannya pengobatan massal filariasis. "Hingga saat ini tidak ada kendala, respons dari masyarakat bagus, tinggal menggugah kesadaran seluruh masyarakat untuk meminum obat ini," katanya. (A-175)***
Comments :
0 komentar to “28 Oktober, Minum Obat Serentak”
Posting Komentar