Yogyakarta, (PR).-
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, berdasarkan hasil hisab menetapkan, 1 Ramadan 1430 Hijriah jatuh pada 22 Agustus 2009 dan 1 Syawal 1430 Hijriah jatuh pada 20 September 2009.
"Penetapan itu sesuai dengan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah," kata Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, Selasa (18/8).
Sehubungan dengan hal itu, Muhammadiyah mengimbau umat Islam agar menjadikan bulan suci Ramadan sebagai momentum untuk mempertautkan kembali hati yang mungkin selama pemilu legislatif dan pemilu presiden telah terjadi perbedaan pendapat dan pilihan sehingga menimbulkan keretakan hati.
"Jadikan bulan Ramadan sebagai wahana untuk lebih meningkatkan dan memperkokoh tali silaturahmi dengan keluarga, tetangga, teman sejawat, dan sesama komponen bangsa yang lain, serta mengembangkan sikap saling membantu, toleransi, dan bekerja sama untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama," katanya.
Muhammadiyah juga mengimbau kepada semua pihak, terutama industri hiburan, baik yang hadir melalui media cetak, elektronik, maupun pranata publik lainnya agar lebih mengedepankan nilai moral dan kebaikan serta tidak menjual komoditas pornografi dan pornoaksi yang merusak akhlak dan tatanan bangsa demi meraih keuntungan materi.
Menurut dia, sikap positif tersebut diperlukan sebagai bentuk penghormatan kepada kehadiran bulan suci Ramadan sekaligus bentuk pertanggungjawaban pada masa depan kehidupan di negara yang penduduknya dikenal religius.
Muhammadiyah juga mengimbau segenap umat Islam untuk menjadikan bulan suci Ramadan sebagai momentum melakukan introspeksi atas segala kesalahan dan dosa dengan jalan memohon ampunan, berkah, dan rahmat Allah SWT, disertai dengan kesungguhan beribadah dan berbuat baik kepada sesama manusia.
Aji mumpung
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin dalam kesempatan itu mengemukakan, semua kekuatan politik nasional hasil Pemilihan Umum 2009 dan seluruh pejabat institusi pemerintah/negara, hendaknya menjauhkan tindakan aji mumpung.
"Hasil Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden/Wakil Presiden 2009 perlu menjadi titik tolak atau momentum membangun perilaku baru yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara," kata Din.
Dikatakan Din, semua pihak di tubuh bangsa ini harus melakukan muhasabah atau koreksi diri secara tuntas untuk benar-benar mengurus negara dan menjalankan seluruh kebijakan publik yang sebesar-besarnya untuk dikhidmatkan bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
Dalam pernyataan resmi PP Muhammadiyah soal penetapan presiden-wakil presiden terpilih, Din mengatakan, para elite dan pejabat publik harus menjauhkan diri dari tindakan aji mumpung, pragmatisme politik, penyalahgunaan wewenang, juga tindakan lainnya yang melanggar nilai moral dan merugikan bangsa serta negara.
"Di sini pentingnya orientasi politik yang bermartabat dan bermoral, terutama demi kelangsungan masa depan dan kemajuan bangsa," ujar Din, didampingi sejumlah pengurus Muhammadiyah. (A-84)***
Comments :
0 komentar to “Awal Ramadan 22 Agustus”
Posting Komentar