Lili Asdju Layak Memimpin DPR

JAKARTA, (PR).-
Menjelang pelantikan anggota DPR RI hasil Pemilu Legislatif 2009, bursa pimpinan DPR dan MPR makin ramai. Untuk memimpin MPR, nama yang terus diusung antara lain Taufik Kiemas yang diplot sebagai ketua. Sementara itu, Ketua DPR yang menjadi jatah Partai Demokrat sedang digodok di internal Demokrat.

Yang tak kalah seru adalah penggodokan nama unsur pimpinan DPR dari Partai Golkar. Beberapa nama mulai dimunculkan. Salah satu yang diunggulkan adalah Lili Asdjudireja. Sebelumnya beredar nama Priyo Budi Santoso, Burhanudin Napitupulu, Agus Gumiwang, dan juga Rully Chairul Azwar.

Politikus senior Partai Golkar di DPR Marzuki Ahmad dan Azwir Dainy Tara menilai, Lili sangat layak diajukan partai sebagai salah satu calon pimpinan DPR periode mendatang. Keduanya sependapat, pengalaman politik Lili di DPR cukup lama dan pernah beberapa kali menjadi unsur pimpinan komisi dan pansus.

"Tokoh sekaliber Pak Lili, rasanya sangat pas duduk di jajaran pimpian DPR. Golkar perlu tokoh bijaksana dan berpengalaman untuk menghadapi tantangan ke depan yang makin berat," kata Marzuki Ahmad, Senin (24/8).

Mantan Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR itu lebih lanjut mengatakan, di DPR periode 2009-2014, Lili termasuk yang paling senior. Pengabdian dia di partai pun sudah sejak lama dan pernah menjadi Direktur Pemenangan Pemilu DPP Golkar. Di SOKSI, Lili juga termasuk salah satu pimpinan.

Pengalaman

Pendapat senada dikemukakan Azwir Dainy Tara. Dia menyatakan, Lili sudah berpengalaman menjadi pimpinan Komisi dan Pansus. Ditambah lagi pengalaman organisasi dan partai. Jadi, memang dibutuhkan figur yang berpengalaman untuk menjadi pimpinan DPR.

"Saya kira Pak Lili menguasai persoalan di DPR. Dia lebih tenang, bijaksana, dan mampu memimpin persidangan DPR," ujar Azwir sambil menambahkan semua calon dari Golkar mempunyai kesempatan yang sama karena setiap calon punya kelebihan masing-masing.

Karier politik pria kelahiran Bandung 19 Juli 1941 ini di parlemen diawali sebagai anggota MPR (1987-1992), lalu anggota DPR 1992-1997. Periode ini dia langsung menjadi Wakil Ketua Komisi VI yang membidangi industri, tenaga kerja dan energi. Periode berikutnya, 1997-1999 menjadi Wakil Ketua Komisi VIII yang membidangi Keuangan, Bappenas, dan BUMN. (A-109)***