SOREANG, (PR).-
Gempa berkekuatan 5,1 pada skala Richter yang terjadi Senin (12/10) pukul 9.56 WIB membuat panik warga Kec. Pangalengan, Cangkuang, dan Soreang, Kab. Bandung. Ratusan pegawai DPRD dan Pemkab Bandung berhamburan keluar dari kantornya.
Getaran gempa yang berpusat di 136 km barat daya Tasikmalaya tersebut dirasakan warga Pangalengan selama sekitar lima belas detik. Trauma akibat gempa awal September lalu membuat penduduk menjadi panik.
Agus (29), warga Desa Pangalengan, mengaku, gempa kali ini memang tidak sebesar gempa sebelumnya. Namun, hal itu cukup membuat ia dan warga lainnya panik dan berhamburan keluar rumah.
Kepala Desa Sukamanah Kec. Pangalengan Dadang Kurniawan mengatakan, warganya sempat panik saat gempa terjadi. Begitu merasakan getaran gempa, warga berlarian keluar rumah dan berkumpul di tempat yang dirasa aman.
"Warga masih trauma oleh gempa awal September lalu. Mereka takut, rumahnya yang sudah retak akibat gempa yang lalu, meski masih berdiri, ambruk," katanya.
Dalam kondisi saat ini, kata Dadang, warga memang lebih baik tinggal di rumah bambu yang lebih tahan guncangan gempa. "Saya berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan rumah bambu lagi, karena warga pun lebih nyaman tinggal di sana," katanya.
Sementara itu, Camat Pangalengan Haris Taufik mengatakan, berdasarkan hasil monitoring sementara, gempa kemarin tidak menimbulkan dampak signifikan. "Gempa itu hanya membuat warga panik dan lari keluar rumah," katanya.
Pegawai panik
Getaran gempa dirasakan selama sekitar sepuluh detik oleh karyawan Pemkab Bandung. "Saya sedang menunggu rapat membahas draf surat keputusan bupati soal bantuan lembaga keuangan mikro di Kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan. Tiba-tiba lantai dua gedung bergetar. Saya langsung lari menyelamatkan diri," kata seorang pegawai, Diar.
Para pegawai yang bekerja di lantai bawah, yang tidak terlalu merasakan getaran gempa, juga ikut-ikutan keluar kantor. "Karena melihat teman-teman lari sambil berteriak gempa, saya pun ikut keluar ruangan," kata seorang staf Diskoperindag.
Namun, pegawai Dinas Perumahan Tata Kota dan Kebersihan (Dispertasih) Kab. Bandung yang gedungnya hanya satu lantai, tidak merasakan guncangan gempa. Mereka tetap bekerja. "Awalnya bingung mengapa banyak pegawai dari kantor lain berhamburan keluar. Ternyata ada gempa," kata pegawai Dispertasih, Djedje.
Para pegawai DPRD Kab. Bandung juga berhamburan keluar kantor ketika merasakan adanya getaran gempa. "Ketika sedang asyik berbicara dengan teman, tiba-tiba pegawai DPRD berlarian keluar kantor sambil berteriak gempa. Saya pun ikut keluar dan menunggu di luar kantor sampai tidak ada gempa susulan," kata Dik Dik, pegawai Sekretariat DPRD.
Gempa juga dirasakan warga Desa Ciluncat, Kec. Cangkuang, yang merupakan salah satu daerah parah terkena gempa pada 2 September lalu. "Saat mengajar anak-anak TK di lantai dua tiba-tiba gedung sekolah bergetar. Saya dan anak-anak lalu mencari tempat aman di luar TK," kata guru TK/RA Al Halim, Hj. Yeti. (A-71/A-177)***
Comments :
0 komentar to “Warga & Pegawai Pemkab Panik Sejumlah Daerah di Kab. Bandung Kembali Diguncang Gempa”
Posting Komentar