SOREANG, (PR).-Namun, para pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Pangalengan Bangkit (APB) itu tidak bisa memasuki areal Gedung DPRD karena keburu dicegat petugas di pintu gerbang.
Setelah berorasi di pintu gerbang, perwakilan pengunjuk rasa akhirnya diterima Komisi A DPRD Kab. Bandung. "Selain menuntut kejelasan penyaluran dana rehabilitasi, kami juga ingin direlokasi ke daerah yang lebih aman," kata Dewi, salah seorang pengunjuk rasa.
Sementara itu, warga RW 14 Desa/Kec. Pangalengan, Jojo mengatakan, beberapa hari setelah gempa bumi pada 2 September lalu, banyak pejabat datang meninjau lokasi gempa di Pangalengan. "Bupati dan Kapolres pernah datang ke desa kami. Saat itu warga dipersilakan membangun kembali rumahnya secara swadaya dan nanti akan diganti pemerintah. Akan tetapi, sampai sekarang belum juga diganti," ujarnya.
Menagih janji
Selain itu, mereka menuntut transparansi dana tanggap darurat dari 2-17 September lalu dan data para korban. "Sebanyak 400 kepala keluarga atau sekitar 1.200 jiwa warga Kampung Margakawit, Desa Sukamanah juga berharap direlokasi," kata Jojo.
Perwakilan pengunjuk rasa diterima Ketua Komisi A H. Asep Syamsuddin, anggota Komisi A Sukarna Rahmat, H. Asep Dedi Sukmawan, dan Thoriqoh Nasrullah Fitriyah. "Kami merasa prihatin, apalagi sampai saat ini masih banyak warga mengungsi di lapangan perkebunan milik PT PN VIII," kata Asep Syamsuddin.
Menurut Ketua Komisi A, Pemkab Bandung sudah mengeluarkan peraturan bupati (perbup) untuk mengantisipasi belum adanya pembahasan APBD perubahan. "Perbup itu tinggal dibahas dan disahkan pimpinan DPRD. Insya Allah dalam waktu tak lama lagi, bantuan untuk rehabilitasi rumah yang rusak ringan akibat gempa, bisa dicairkan," katanya. (A-71/A-175)***
Comments :
0 komentar to “Korban Kembali Berunjuk Rasa”
Posting Komentar