SOREANG, (PR).-
Warga Kecamatan Majalaya berharap agar pemerintah memaksimalkan gerakan penghijauan lahan gundul hulu Sungai Citarum di Kec. Kertasari, Kab. Bandung. Hal itu dilakukan untuk mengurangi dampak banjir tahunan yang sedikitnya terjadi di lima kecamatan di Kab. Bandung.
Kelima kecamatan yang kerap menjadi daerah langganan banjir di musim hujan adalah Kec. Majalaya, Kec. Paseh, Kec. Ibun, Kec. Dayeuhkolot, dan Kec. Baleendah.
Hal itu disampaikan salah seorang tokoh masyarakat di Kec. Majalaya, Roheno (64), warga Kp. Sukaasih, Desa Majasetra, Kec. Majalaya. "Sampai sekarang belum ada langkah konkret di lapangan, baik normalisasi maupun penghijauan," ucap Roheno, saat ditemui di sela-sela kegiatan membersihkan aliran Sungai Citarum di Kampung Kondang, Desa/Kec. Majalaya, pekan lalu.
Menurut dia, penghijauan di hulu Sungai Citarum mutlak harus lakukan agar wilayah tersebut menjadi daerah resapan air. "Kami ingin ada penghijauan agar hasilnya bisa dinikmati dalam jangka panjang," ucapnya.
Berdasarkan kejadian tahun-tahun sebelumnya, sedikitnya terdapat empat desa di Kec. Majalaya yang selalu menjadi titik banjir. Keempat desa tersebut yaitu Desa Majalaya (di Kp. Ati Rompe), Majasetra (Kp. Manirancan dan Kp. Hanja), Sukamaju (Kp. Patrol, Kp. Ciwalengke, dan Kp. Leuwidulang), serta Desa Majakerta (Kp. Cikaro dan Kp. Rancabali).
Endapan lumpur yang terbawa banjir, lanjut Roheno, membuat gundukan tanah di tengah sungai. "Kami pernah hitung, jumlahnya mencapai sekitar empat ratus gundukan tanah, mulai dari Desa Tanggulun Kec. Ibun, hingga Bojongemas Kec. Solokanjeruk," katanya.
Hal yang sama dikatakan koordinator Garda Caah Kab. Bandung Iwan Kustiawan. "Penghijauan harus dilakukan agar pada saat curah hujan tinggi, Sungai Citarum tidak langsung meluap ke daerah perkotaan," ucapnya.
Sebelumnya Iwan mengatakan, ia dan beberapa warga pernah mengusulkan pembuatan embung (danau buatan) seluas 5 ha di Kp. Balekambang, Desa Sukamaju, Kec. Majalaya. "Sampai sekarang realisasinya belum ada. Walaupun hanya bersifat sementara, pembuatan embung bisa menjadi penampung air dan lumpur," katanya.
Ditemui di tempat yang sama, Camat Majalaya Yiyin Sodikin mengatakan, jika di Kec. Kertasari turun hujan deras, bisa dipastikan wilayahnya akan terendam banjir. "Ini sudah terjadi sejak tahun 1995. Kalau dulu Kec. Majalaya hanya menjadi daerah lintasan banjir, sekarang sudah menjadi daerah banjir dan endapan lumpur. Banjir bisa lebih dari delapan jam menggenang," ucap Yiyin.
Dampak gempa
Sementara itu, Koordinator Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) wilayah Kab. Bandung Memet M. Rachmat mengatakan, gempa bumi berdampak langsung pada kondisi tanah di sekitar Sungai Citarum.
"Pascagempa, tegakan tanah berkurang drastis. Jadi kalau curah hujan tinggi, banjir akan semakin parah. Hal itu karena penggerusan tanah menjadi jauh lebih cepat," ucap Memet.
Menurut Memet, penghijauan secara simultan merupakan cara yang dibutuhkan untuk menangani masalah tersebut. "Di Kampung Leuwimunding, Desa Cibeureum, ada tanah gundul seluas 70 ha. Kalau areal seluas itu itu dihijaukan, mungkin akan sangat membantu," katanya. (A-175) ***
Comments :
0 komentar to “Warga Berharap Hulu Citarum Dihijaukan”
Posting Komentar