SOREANG, (PR).-
Rehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa bumi pada 2 September lalu, masih terhambat alokasi anggaran pemerintah. Dari 264 SD yang rusak, pada tahun ini baru 18 SD yang mendapat anggaran rehabilitasi, sedangkan dari 26 SMP yang mengalami kerusakan, baru 15 SMP yang menerima kucuran dana.Hal itu dikatakan Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kab. Bandung Agus Firman dan Kasi Prasarana SD Deddi Junaedi, di ruang kerjanya, Selasa (29/12). "Persoalan anggaran untuk rehabilitasi sekolah-sekolah yang terkena gempa bumi masih menjadi kendala," kata Agus.
Menurut Agus, dari 26 SMP negeri dan swasta yang mengalami kerusakan akibat gempa, baru 15 SMP yang mendapatkan anggaran rehab. "Itu pun pemerintah melalui Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) baru mengalokasikan anggaran Rp 90 juta untuk tiap SMP. Sedangkan untuk dana rehab SD memperoleh Rp 80 juta dan SMA Rp 100 juta," ujarnya.
Anggaran tersebut, kata Agus, sebatas tanggap darurat (crash program) karena tidak akan mencukupi untuk merehab semua ruangan kelas yang rusak. "Dana Rp 80 juta sampai dengan Rp 100 juta hanya cukup untuk membangun kembali dua ruang kelas. Padahal, dalam satu sekolah terdapat lebih dari dua ruang kelas yang rusak," katanya.
Apalagi, pemerintah pusat untuk rehab SMP ternyata anggarannya dibagi dalam dua tahap yakni tahap pertama baru Rp 60 juta dari jumlah anggaran Rp 90 juta.
15 persen
Sedangkan Deddi mengatakan, minimnya anggaran untuk rehab sekolah yang terkena dampak gempa bumi, juga dirasakan banyak SD. "Dari 264 SD yang rusak akibat gempa, tahun ini baru dianggarkan untuk 18 SD atau baru sekitar 15 persennya. Anggaran rehab, baru dari Depdiknas," ujarnya menjelaskan.
Berdasarkan data Disdikbud Kab. Bandung, alokasi rehab SMA/SMK tahun ini baru untuk sekolah-sekolah di Kec. Pangalengan. Yakni, SMAN 1 Pangalengan, SMA PGRI, dan SMK Tribakti.
Pihak sekolah mengeluhkan kondisi tersebut seperti dikemukakan Kepala SDN Marga Bakti, Desa Pulosari, Kec. Pangalengan, Drs. Ruhyat. Ia merasa kasihan dengan para siswa yang harus belajar di tenda-tenda darurat, bahkan di teras sekolah.
Sementara itu, rehab madrasah ibtidaiah (MI), madrasah tsanawiah (Mts), dan madrasah aliah (MA) yang terkena gempa, hingga kini baru sebatas dana stimulan. "Depag baru mengalokasikan dana rehab antara Rp 50 juta sampai dengan Rp 100 juta untuk tiap sekolah tergantung tingkat kerusakannya," ujar Kabid Mapenda Kanwil Depag Jabar, H. Saeroji, M.M. (A-71)***
Comments :
0 komentar to “Dampak Gempa, Baru 18 SD Direhabilitasi”
Posting Komentar