Kutawaringin Kawasan Olahraga Terpadu


Headline

Jl. Raya Soreang-Cipatik KM. 5,8
Email: kutawaringin@gmail.com
Phone/Fax: +62 22 85873789

Kutawaringin

09 Desember 2009

"Kita Harus Realistis..."

LILI (65), warga RT 001 RW 03 Kp. Babakan, Desa Cibodas, Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung, terduduk di samping rumahnya, Selasa (8/12) siang. Ia hanya bisa memandang rumah seluas 50 meter persegi di hadapannya, yang tak lagi bisa ditempati.

Akibat gempa bumi awal September silam, rumah yang dihuni Lili dan keluarganya rusak cukup parah. Sebenarnya ia ingin membangun kembali rumahnya. Namun seperti yang terjadi pada sebagian korban bencana lain, dana menjadi halangan.

"Rumah tetangga sudah pada diperbaiki sedikit-sedikit, tetapi rumah saya yang belum, tidak punya uang, menunggu bantuan saja," ujar Lili.

Sekitar 2 km dari rumah Lili, sebanyak 160 perwakilan kelompok masyarakat (pokmas) berkumpul di Balai Desa Jatisari, Kec. Kutawaringin, untuk menerima sosialisasi mengenai rumah tahan gempa. Kepala Bidang Pengembangan Perumahan pada Dinas Perumahan Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih) Kab. Bandung Budihardjo yang ditemui pada acara itu mengatakan, Departemen Pekerjaan Umum melalui Pemkab Bandung, menyarankan kepada para korban gempa yang rumahnya rusak berat dan sedang untuk mengadopsi konsep rumah tahan gempa.

"Walau dana yang disediakan tidak cukup karena sifatnya hanya stimulan, setidaknya struktur minimal rumah tahan gempa bisa diadopsi," katanya. Seperti diketahui, dana stimulan yang dialokasikan untuk perbaikan rumah rusak berat di Kab. Bandung Rp 15 juta dan rusak sedang Rp 10 juta.

"Dana sekitar Rp 15 juta bisa digunakan untuk rumah tahan gempa dengan ukuran 3 x 6 meter, dengan asumsi hanya bangunan dasarnya. Sementara untuk rumah rusak sedang, warga bisa mengupayakan sistem suntik, misalnya dengan merakayasa rumah dengan fondasi tahan gempa saja," ucapnya.

Mengenai pembangunan rumah tahan gempa itu, dahi Lili berkerut. "Saya belum tahu apa itu rumah tahan gempa. Kalaupun dapat uang, saya sepertinya hanya akan bangun rumah biasa saja," kata Lili.

Hal yang sama dikemukakan Asep Sofyan (41). "Kalau ada uangnya, semua orang pasti ingin rumahnya tahan gempa. Tapi kita kan harus realistis, uangnya terbatas," ujarnya.

Meski demikian, Budihardjo tetap optimistis warga akan menerapkan prinsip rumah tahan gempa. "Setidaknya sebagai usaha preventif jika ada bencana serupa," katanya. (Endah Asih/"PR")***

Comments :

1
Inal mengatakan...
on 

Bismillahirohmanirohim... sae pisan

Posting Komentar

Pengikut

Sponsor

 

Copyright © 2009 by Kecamatan Kutawaringin Powered By Blogger Design by ET