BANDUNG, (PRLM).- Juru bicara Wapres Boediono, Yopi Hidayat, menuturkan, dalam kunjungan ke lokasi bencana longsor perkebunan teh Dewata, Desa Tenjolaya, Kec. Pasirjambu, Wapres Boediono menyampaikan kepada pimpinan daerah, untuk tetap waspada terhadap bencana alam seperti longsor dan banjir. Pasalnya, musim hujan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
"Karena puncak musim penghujan diperkirakan akan terjadi pada Maret mendatang. Tentunya harus waspada, khususnya daerah rawan bencana longsor di Jabar. Itu yang dikatakan Pak Wapres tadi," kata Yopi, ditemui wartawan di Bandara Husein Sastranegara, Rabu (24/2) petang, menjelang kepulangan Wapres Boediono ke Jakarta.
Yopi menuturkan, dalam pertemuan itu, Boediono memberi acungan jempol kepada Pemprov. Jabar yang telah memetakan daerah rawan bencana. "Menurut Bapak, Pemprov. Jabar sudah lebih advance dan paling unggul dalam pemetaan geologi daerah rawan bencana. Kini tinggal menyinkronkannya dengan RUTR daerah masing-masing. Jadi nanti pada jangka panjang, ada solusi permanen," ujar Yopi.
Mengenai keterlambatan informasi yang diterima aparat pemerintah daerah, Boediono berpesan agar ke depannya, koordinasi lebih ditingkatkan. "Tentang jalur komunikasi, Bapak juga menyarankan untuk menyediakan perangkat telepon satelit jika memungkinkan. Termasuk soal bantuan. Problemnya bukan soal jumlah. Sumbangan cukup banyak. Tapi koordinasi dalam alur bantuannya yang perlu ditingkatkan," ucap Yopi. Ia menambahkan, dalam kunjungan tersebut, juga disalurkan sejumlah bantuan seperti uang tunai Rp 200 juta, 25 tenda, 100 paket sandang, tikar, hingga selimut. (A-128/das)***
"Karena puncak musim penghujan diperkirakan akan terjadi pada Maret mendatang. Tentunya harus waspada, khususnya daerah rawan bencana longsor di Jabar. Itu yang dikatakan Pak Wapres tadi," kata Yopi, ditemui wartawan di Bandara Husein Sastranegara, Rabu (24/2) petang, menjelang kepulangan Wapres Boediono ke Jakarta.
Yopi menuturkan, dalam pertemuan itu, Boediono memberi acungan jempol kepada Pemprov. Jabar yang telah memetakan daerah rawan bencana. "Menurut Bapak, Pemprov. Jabar sudah lebih advance dan paling unggul dalam pemetaan geologi daerah rawan bencana. Kini tinggal menyinkronkannya dengan RUTR daerah masing-masing. Jadi nanti pada jangka panjang, ada solusi permanen," ujar Yopi.
Mengenai keterlambatan informasi yang diterima aparat pemerintah daerah, Boediono berpesan agar ke depannya, koordinasi lebih ditingkatkan. "Tentang jalur komunikasi, Bapak juga menyarankan untuk menyediakan perangkat telepon satelit jika memungkinkan. Termasuk soal bantuan. Problemnya bukan soal jumlah. Sumbangan cukup banyak. Tapi koordinasi dalam alur bantuannya yang perlu ditingkatkan," ucap Yopi. Ia menambahkan, dalam kunjungan tersebut, juga disalurkan sejumlah bantuan seperti uang tunai Rp 200 juta, 25 tenda, 100 paket sandang, tikar, hingga selimut. (A-128/das)***
Comments :
0 komentar to “Boediono, "Jabar Unggul dalam Pemetaan Daerah Rawan Bencana"”
Posting Komentar